Data Ribuan Klien Morgan Stanley Dicuri oleh Pekerjanya Sendiri

Morgan Stanley pecat pekerja yang bobol data kliennya sendiri.

oleh Rio Apinino diperbarui 06 Jan 2015, 15:06 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2015, 15:06 WIB
Morgan Stanley
Morgan Stanley (Foto: nypost.com)

Liputan6.com, New York - Morgan Stanley, pemilik bank investasi dan broker retail yang berbasis di New York, AS, pada Senin kemarin (5/1/2015) memecat seorang pekerjanya. Pemecatan ini dikarenakan si pekerja terbukti membobol data perusahaan dan mencuri data klien. Total, pencurian data dilakukan pada 350.000 klien.

Meskipun begitu, Stanley dalam sebuah rilis yang dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/1/2014), mengatakan bahwa tidak ada nasabah yang kehilangan dananya. Untuk memastikan keamanan, pihak perusahaan tengah mengamankan 900 akun klien di sebuah situs eksternal.

Untungnya dalam peristiwa tersebut, diketahui informasi yang dicuri tidak termasuk password atau nomor jaminan sosial. Rekening bank dan data kartu kredit juga tidak terganggu.

Menurut investigasi yang sudah dilakukan, pencuri data memang berusaha untuk menjual informasi yang dicuri. Meskipun sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa ada pihak ketiga yang menerimanya.

"Morgan Stanley sangat serius dan bertanggungjawab untuk melindungi data klien, dan bekerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan dan menyimpulkan investigasi menyeluruh atas insiden itu," demikian sebut rilis tersebut.

Pihak bank kemudian menyerahkan kasus pencurian data kepada Federal Bureau of Investigation yang bermarkas di New York. Stanley juga akan menyeret pekerja tersebut ke pengadilan dengan sejumlah tuntutan.

Sebagai informasi tambahan, pencurian data di dunia perbankan memang bukanlah hal baru. Pada tahun lalu misalnya, hacker menyerang JPMorgan Chase & Co yang juga berusaha untuk mencuri data klien. (Rio/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya