Bolehkah Dzikir Minta Balasan Langsung di Dunia? Begini Kata Buya Yahya

Buya Yahya mengingatkan bahwa tujuan utama dalam melakukan dzikir atau wirid adalah untuk mendapatkan ridha dan berkah Allah di akhirat, bukan untuk mencari balasan langsung di dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jan 2025, 00:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 00:30 WIB
Pengasuh LPD Al Bhajah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)
Pengasuh LPD Al Bhajah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Praktik dzikir dalam kehidupan umat Islam sering kali menjadi bagian penting dalam mendekatkan diri kepada Allah. Namun, sering muncul pertanyaan, apakah dibolehkan untuk meminta balasan langsung dari dzikir yang dilakukan, terutama jika balasan tersebut datang di dunia ini?

Dalam sebuah tayangan video yang dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal ini.

Dalam penjelasannya, Buya Yahya mengingatkan bahwa tujuan utama dalam melakukan dzikir atau wirid adalah untuk mendapatkan ridha dan berkah Allah di akhirat, bukan untuk mencari balasan langsung di dunia.

"Para salikh murid yang saat membaca wirid yang dirindukan pertama kali adalah urusan akhiratnya, karena hak pembalasan yang sesungguhnya adalah akhirat," ujar Buya Yahya.

Buya menekankan pentingnya pemahaman yang benar mengenai tujuan dzikir. Jika seseorang beranggapan bahwa dzikir hanya dilakukan untuk mendapatkan balasan materi atau duniawi, maka hal tersebut bisa menjadi sebuah kesalahan besar dalam memahami esensi ibadah.

"Isyarat dari dzikir itu adalah untuk mengingatkan kita bahwa balasan yang sesungguhnya ada di akhirat," jelas Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, dzikir yang ditekuni dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah tidak akan sia-sia. Walaupun kadang-kadang Allah memberikan balasan langsung di dunia kepada hamba-Nya yang berwirid, itu bukanlah tujuan utama dari dzikir tersebut. "Ada yang diberikan balasan di dunia, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang Allah berikan nanti di akhirat," tegasnya.

Buya Yahya menambahkan bahwa umat Islam harus memiliki pemahaman yang lurus dalam beribadah. Jangan sampai seseorang terjebak dalam keinginan untuk mendapatkan balasan langsung atas dzikir yang dilakukan. "Allah yang Maha Kasih memberikan balasan kepada hamba-Nya yang tekun berdzikir, dan balasan terbaik itu ada di akhirat," kata Buya Yahya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jangan Jadikan Dzikir Sebagai Alat Untuk Mendapatkan Sesuatu dari Dunia

Memperbanyak Takbir dan Dzikir
Ilustrasi Berdzikir Credit: shutterstock.com

Buya menegaskan kembali bahwa tidak seharusnya dzikir dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan duniawi. "Dzikir adalah untuk membersihkan hati, mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapatkan keberkahan, bukan untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat sementara," ujar Buya Yahya.

Dalam kesempatan itu, Buya Yahya juga mengingatkan bahwa setiap amalan, termasuk dzikir, harus dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah.

"Jangan jadikan dzikir sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu dari dunia ini, karena itu akan membuat kita jauh dari hakikat ibadah itu sendiri," ujarnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak orang yang seringkali lupa bahwa tujuan utama dalam berdzikir adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dan pahala yang abadi di akhirat. Buya Yahya menyarankan agar umat Islam selalu mengingat tujuan ini dalam setiap langkah ibadah yang dilakukan.

"Apapun yang terjadi di dunia ini, itu hanyalah sementara. Sebagai umat Islam, kita harus memfokuskan niat untuk mencari ridha Allah yang lebih besar daripada apapun yang ada di dunia ini," pesan Buya Yahya kepada umat Islam.

Dalam dakwahnya, Buya Yahya sering mengingatkan umat untuk tidak terjerumus dalam godaan duniawi yang bersifat sementara. Hal ini juga berlaku dalam konteks berdzikir, di mana keikhlasan hati menjadi faktor utama yang harus dijaga. "Keikhlasan dalam berdzikir akan mengantarkan kita pada tujuan yang lebih mulia, yaitu kebahagiaan di akhirat," ujar Buya Yahya.

Balasan di Dunia Sementara, yang Kekal di Akhirat

ilustrasi karomah, dzikir
Ilustrasi dzikir dan wirid (Nu Online)

Buya menjelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk niat di balik setiap amalan hamba-Nya. Oleh karena itu, jika seseorang berdzikir dengan niat yang benar, maka Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik, baik itu di dunia maupun di akhirat.

Namun, jika seseorang berdzikir hanya untuk mencari keuntungan duniawi, maka hal tersebut bisa menyebabkan hilangnya keberkahan dalam amalan tersebut. "Jangan sampai kita terjebak dalam niat yang salah, karena Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kita," ujar Buya Yahya.

Untuk itu, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu menjaga niat yang murni dalam beribadah. Dalam berdzikir, niat yang benar adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya, bukan untuk mendapatkan balasan duniawi. "Jaga hati kita agar selalu ikhlas dalam beribadah," pesan Buya Yahya.

Ia juga mengingatkan bahwa meskipun ada kalanya Allah memberikan balasan duniawi bagi hamba-Nya yang berdzikir, itu bukanlah tujuan utama. "Balasan duniawi yang kita terima hanya sementara, sementara balasan dari Allah di akhirat adalah abadi dan lebih berharga," ujar Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya, ketika seseorang menyadari bahwa tujuan utama dari dzikir adalah untuk kebahagiaan akhirat, maka ia akan lebih merasa tenang dan ikhlas dalam menjalani ibadah tersebut. "Jika kita sudah memahami ini, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar dalam beribadah," ungkap Buya Yahya.

Akhirnya, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu memperkuat keimanan dan memperbaiki niat dalam setiap amal ibadah yang dilakukan, terutama dalam berdzikir. "Jangan biarkan dunia menggoyahkan niat kita. Fokuskan tujuan kita untuk mendapatkan ridha Allah," pesan Buya Yahya.

Dzikir yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dan penuh pengharapan kepada Allah, menurut Buya Yahya, akan mendatangkan keberkahan yang tak terhingga, baik di dunia maupun di akhirat. "Keberkahan itu datangnya dari Allah, bukan dari apa yang kita harapkan di dunia," tutup Buya Yahya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya