Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berbangga hati dapat meluncurkan program layanan tanpa kantor cabang (branchless banking) karena mampu meningkatkan akses pelayanan keuangan di seluruh pelosok daerah. Program ini diklaim mampu melawan para rentenir.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengungkapkan, layanan keuangan tanpa kantor cabang memberi kesempatan bagi lembaga keuangan mikro untuk tumbuh dan menjalankan bisnisnya di daerah. Branchless banking dapat menjangkau seluruh masyarakat di pelosok desa.
"Jadi nggak perlu buka kantor cabang, tapi buka agen yang mewakili bank dan dekat dengan masyarakat. Bisa koperasi, lembaga keuangan kecil yang bisa melawan rentenir," kata dia saat Seminar Jakarta Food Security Summit ke-3 di Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Lembaga keuangan kecil atau agen branchless banking, tambah Muliaman, dapat menawarkan bunga lebih murah dibanding rentenir.
Dengan demikian, keberadaan layanan tanpa kantor cabang dapat menjadi alternatif masyarakat saat membutuhkan kredit atau pinjaman uang seperti sistem perbankan.
Dijelaskan Muliaman, program ini pun merambah sektor kemaritiman dan industri pangan yang menyasar pada nelayan, petani, penambak dan lainnya untuk mendapatkan layanan perbankan. Dalam hal ini, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Kita bekerjasama dengan Kementerian Bu Susi Pudjiastuti dan membangun data serta informasi. Misalnya untuk pembiayaan cold storage, pembiayaan beli kapal dan sebagainya. Maret ini kita mau keluarkan buku pintar berisi panduan, misalnya mau bikin cold storage apa yang harus dilakukan untuk petugas dan calon kreditor," pungkas dia. (Fik/Nrm)