Liputan6.com, Bogor - Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir pagi ini mengunjungi Istana Presiden di Bogor, Jawa Barat. Mantan Bos Bank BRI itu dipanggil Presiden Joko Widodo untuk membahas mengenai penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang dengan kapasitas 2x1.000 megawatt (MW) di Jawa Tengah.
"Kami dipanggil Pak Presiden, diantaranya mengenai PLTU Batang dan beberapa PLTU lainnya yang perizinannya belum selesai," kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barata, Senin (16/2/2015).
Dari hasil pertemuannya, Sofyan mengaku proses penyelesaian pembebasan lahan di proyek PLTU terbesar di ASEAN itu sudah hampir usai, dengan presentase yang belum terselesaikan hanya sekitar 5 persen.
Advertisement
Untuk itu, pembebesan lahan yang mengacu pada Undang-undang (UU) Nomor 2‎ tahun 2012 akan semakin dipercepat untuk dapat selanjutnya dilakukan peletakan batu pertama.
"Begitu ini bebas, langsung ground breaking. Lalau bisa bulan depan, itu maksimal," tegasnya.
Dia menambahkan proyek PLTU Batang yang sempet tertunda tersebut diyakininya akan membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, sehingga tidak ada istilah akan merugikan bagi warga sekitar.
Untuk itu dirinya meminta kepada masyarakat untuk lebih mengerti dan mendukung apa yang dilakukan Pemerintahan Jokowi dalam rangka meningkatkan produksi listrik di Indonesia.
"‎Ada pergerakan industri disitu, menyerap tenaga kerja yang luar biasa, jadi dampak kepentingan utama tetap bagi masyarakat sana," papar Sofyan.
Pembangunan PLTU tersebut ditargetkan akan mampu selesai lebih cepat yaitu tahun 2018 dari target sebelumnya tahun 2019. Mengenai investasinya, pembangunan PLTU Batang tersebut ditaksir mencapai Rp 40 triliun. (Yas)