RI Target Raup US$ 30 Juta di World Economic Forum East Asia

Indonesia kembali dipercaya melaksanakan perhelatan besar ini karena bobotnya sebagai negara dengan tingkat populasi terbesar ke-4 di dunia

oleh Septian Deny diperbarui 25 Feb 2015, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2015, 09:30 WIB
Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali menjadi tuan rumah World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) ke-24 pada tahun ini setelah sebelumnya juga pernah menjadi tuan rumah perhelatan tersebut pada 2011.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Bachrul Chairi mengatakan, dalam forum ini Indonesia menargetkan mampu menarik investasi mencapai US$ 30 juta.

"Melalui pertemuan ini, ditargetkan tercapai investasi baru di Indonesia hingga US$ 30 juta," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti ditulis Rabu (25/2/2015).

Dia menjelaskan, Indonesia kembali dipercaya melaksanakan perhelatan besar ini karena bobotnya sebagai negara dengan tingkat populasi terbesar ke-4 di dunia, anggota organisasi bergengsi G-20, dan merupakan salah satu negara di Asia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat.

Perhelatan bertema "Anchoring Trust in East Asia’s New Regionalism" pada 19-21 April 2015 ini akan dihadiri para pemimpin pemerintahan dunia, para CEO, cendekiawan, dan media massa. Tak kurang 650 CEO perusahaan bertaraf internasional dijadwalkan menghadiri acara yang akan dilaksanakan di Hotel Shangri-La, Jakarta.

"Pertemuan ini diperkirakan menjadi ajang bisnis terbesar di Asia Timur tahun ini," lanjutnya.

Selain itu, lebih dari 16 pemimpin negara di Asia Timur direncanakan datang, antara lain para pemimpin negara anggota ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Mongolia, Australia, dan Selandia Baru.

“Acara ini menjadi sangat penting dan bermakna karena Asia Timur saat ini merupakan wilayah yang ekonominya menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia. Pertemuan ini harus dimanfaatkan untuk menangani isu-isu regional dan global serta mengembangkan kerja sama perdagangan, bisnis, dan investasi," jelas dia.

WEF juga merencanakan pertemuan khusus pejabat pemerintah Indonesia dengan para pemimpin usaha dunia dalam sesi bisnis yang akan berlangsung pada 19 April 2015. Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel diundang secara khusus pada sesi ini.

Sedangkan esoknya, Presiden RI diundang menjadi pembicara utama untuk mengemukakan pandangan dan gagasannya terhadap tantangan dan masa depan kawasan Asia Timur dalam konteks global.

Sedikitnya 17 perusahaan Indonesia yang berafiliasi sebagai anggota WEF diharapkan mampu menciptakan investasi baru. Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT. Agung Podomoro Land, PT. Astra International, PT. Bank Mandiri, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bumi Resources, PT. Dexa Medica, PT. Elang Mahkota Teknologi, PT. Garuda Indonesia, PT. Gunung Sewu Kencana, PT. Indika Energy, Lippo Group, Pertamina, RGE Pte., Quvant Management, Sinar Mas Agribusiness and Food, Sintesa Group, dan Wana Artha Life.

Sementara itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika di Jakarta guna memperingati 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Kegiatan ini bakal dihadiri Kepala Negara, Menteri, dan pejabat dari 109 negara dan lembaga-lembaga dunia lainnya.

Pada saat yang sama dengan perhelatan WEF-EA, para pelaku bisnis dari Asia Afrika juga akan berkumpul dalam acara Asia-Africa Business Summit (AABS) tanggal 21 April 2015 di Jakarta. Pertemuan strategis antara pemerintah dengan dunia bisnis dari Asia Afrika ini merupakan momen penting yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan potensi investasi dan bisnis di Indonesia.

"Dengan demikian, perhatian dunia akan fokus pada Indonesia," tandasnya. (Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya