Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mendulang masa kejayaan dengan limpahan sumber daya alam, khususnya minyak dan gas (migas) sejak era 1970-an. Sayang, negara ini terlena dengan ekspor minyak dan gas bumi (migas) mentah karena mampu meraup pendapatan‎ berlipat sehingga menjadikan bangsa Indonesia lemah atau soft society.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil saat menghadiri Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis. (26/2/2015).
"Tahun 1970-an kita kena penyakit Belanda, dapat uang banyak dari produksi migas. Itu juga terjadi pada negara-negara yang punya sumber daya alam berlimpah, seperti migas, hasil tambang lain berlian, batu bara dan sebagainya," kata dia.
Indonesia, sambungnya, dianggap salah satu negara kaya sumber daya alam yang sulit bebas dari penyakit Belanda. Sejak meraup pundi-pundi uang dari pengerukan kekayaan alam, kata Sofyan, pemerintah justru mengalokasikan pendapatan tersebut untuk belanja tidak produktif.
"Belanja itu untuk memanjakan rakyat. Ini yang bahaya, sehingga kita jadi bangsa atau masyarakat yang lemah alias soft society. Bisanya hanya menengadahkan tangan," keluhnya.
Tak heran bila menurut dia, negara dengan limpahan sumber daya alam lebih jauh tertinggal dibanding negara lain tanpa kekayaan alam tersebut. Pasalnya negara lain menerapkan budaya kerja keras, sehingga menjadi bangsa yang maju atau tough society, seperti Jepang dan Jerman.
Sofyan menuturkan, anggaran atau pendapatan negara harus dialokasikan untuk belanja pendidikan, kesehatan, menciptakan pengusaha dan membangun industri agar pertumbuhan ekonomi Indonesia berkesinambungan, serta membuka lapangan kerja dan mengumpulkan pajak secara signifikan.
"Dulu memang ada kesalahan kebijakan migas, padahal Aceh dan Bontang masing-masing bisa menjadi kota industri di kawasan Barat dan Timur Indonesia. Maka dari itu, kita mulai memperbaikinya, memberi insentif supaya industri berkembang dan menciptakan multiplier effect berlipat," tegasnya. ‎(Fik/Gdn)
Kena Penyakit Belanda, RI Jadi Bangsa Lemah
"Tahun 1970-an kita kena penyakit Belanda, dapat uang banyak dari produksi migas," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil.
diperbarui 26 Feb 2015, 11:42 WIBDiterbitkan 26 Feb 2015, 11:42 WIB
Menko Bidang Perekonomian Sofyan Djalil saat tiba di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/02/2015). Kedatangan Sofyan untuk memberikan penjelasan kepada DPD RI terkait kenaikan harga BBM (Liputan6.com/Andrian M Tunay)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Honest Bebaskan Biaya Admin Hingga Rp 9,2 Miliar
Kenali Tanda dan Gejala Autisme pada Orang Dewasa, Sering Tak Disadari
Fungsi Injektor: Komponen Vital untuk Performa Optimal Mesin
Program Budidaya Nila KKP Tak Terdampak Kasus eFishery
Analogi Masuk Akal Gus Baha, Dijamin Anda Tidak Akan Marah jika Dikritik
Prabowo Kumpulkan Menteri di Hambalang, Ini yang Dibahas
Mimpi Beli Baju Baru dan Memakainya: Makna dan Tafsir yang Menarik
Cara Tepat Mengonsumsi Protein untuk Membentuk Otot, Hasil Lebih Maksimal
Tingkat Aktivitas Gunung Lokon Turun dari Awas Level III ke Waspada Level II
VIDEO: Buntut Polemik Pagar Laut Tangerang, Menteri ATR/BPN Sanksi Berat 8 Pegawai
30 Ribu UMKM Sudah Daftar Jadi Mitra Makan Bergizi Gratis
Longsor Tewaskan 2 Warga Minahasa Selatan, Basarnas Manado: Waspadai Cuaca Ekstrem