Bangun Pabrik Baja di RI, Perusahaan China Rogoh US$ 1,6 Miliar

Perusahaan investasi asal negeri Tirai Bambu, China Minsheng Investment Corp. Ltd, berencana untuk membangun pabrik bajak di Indonesia.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 22 Apr 2015, 10:07 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2015, 10:07 WIB
Perusahaan baja Malaysia Megasteel
(Foto: IBT Times)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi asal negeri Tirai Bambu, China Minsheng Investment Corp. Ltd, berencana untuk membangun pabrik bajak di Indonesia. Investasi awal yang disiapkan oleh perusahaan tersebut mencapai US$ 1,6 miliar. Pembangunan pabrik baja tersebut merupakan bagian dari pembangunan kawasan industri di Indonesia yang diharapkan bisa menarik investasi hingga US$ 5 miliar.

Mengutip laman Wall Street Journal, Rabu (22/4/2015), langkah China Minsheng Investment untuk membangun pabrik baja tersebut untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang menjadi target jangka panjang dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Chief Executive Officer (CEO) China Minsheng Investment, Li Huaizhen menolak menerangkan lebih detil mengenai agenda pembangunan pabrik baja tersebut. Menurutnya, perusahaan harus menjaga kerahasiaan dahulu karena mengakuisisi lahan di Indonesia merupakan proses yang menantang dan membutuhkan proses yang panjang. Oleh sebab itu, ia belum bisa memastikan prediksi waktunya.

Perusahaan investasi tersebut memang sudah memberikan komitmen untuk ikut membantu mengembangkan kawasan industri di Indonesia kepada Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Beijing, China, bulan lalu. Dalam pertemuan bilateral tersebut, China dan Indonesia menandatangani perjanjian tentatif untuk pendanaan bernilai lebih dari US$ 60 miliar serta investasi langsung dari perusahaan dan bank negara di China ke Indonesia.

"Saya harap tahun ini, tapi itu sepertinya mustahil," kata Li. meskipun sedikit pesimistis mengenai waktu yang tetap pembangunan tersebut, namun Li optimistis China Minsheng Investment akan mendapatkan bantuan dari para pemegang saham yang telah lebih dulu beroperasi di Indonesia.

Sayangnya, Li menolak mengatakan di mana lokasi kawasan industri yang dirancang menjadi lokasi manufaktur terintegrasi. Saat ini perusahaan juga tengah mencari lokasi yang tepat.

Ia memberikan kisi-kisi, lokasi yang dipilih sebaiknya dekat dengan pelabuhan, memiliki pembangkit listrik serta memproduksi batu bara dan nikel.

Investasi China di Indonesia masih sangat rendah, hanya tujuh persen dalam lima tahun terakhir hingga 2014. Tapi Li menjelaskan, pertemuan dengan Jokowi dan pimpinan China akan mendorong investasi perusahaan China dan membuat China Minsheng Investment dapat memasok baja ke berbagai proyek.

Juru Bicara China Minsheng Investment mengatakan, potensi investasi US$ 1,6 miliar dapat dilakukan dengan sistem kemitraan atau mengandalkan modal sendiri. (Sis/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya