Jokowi : RI Merdeka 70 Tahun Pasokan Listrik Hanya 50 Mw

Jokowi mengaku ingin mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia melalui Program 35 ribu mega watt (mw).

oleh Yanuar H diperbarui 04 Mei 2015, 19:27 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 19:27 WIB
Ilustrasi Jokowi
Ilustrasi Jokowi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Yogyakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah Indonesia memiliki utang pada sektor energi listrik. Pasalnya hingga saat ini masih banyak rakyat yang belum bisa menikmati listrik. Padahal, negeri ini sudah memiliki kemerdekaan berpuluh tahun dan memiliki kekayaan alam melimpah.

Untuk itu Jokowi mengaku ingin mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi listrik di Indonesia melalui Program 35 ribu mega watt (mw) yang peresmiannya dimulai pada Senin (4/5/2015) di Bantul Yogyakarta.

"70 tahun Indonesia merdeka baru 50 ribu mw yang dibangun  pemerintah. Maka dari yang banyak menyangsikan program 35 ribu mw ini. Saya sampaikan tidak ada yang tak mungkin. Ini program terencana yang detail dan di back up regulasi dan terus saya pantau dan awasi jika itu ada masalah maka kita selesaikan," ujarnya di Bantul Yogyakarta.

Dia mengaku kesal setiap kali berkunjung ke beberapa daerah di Indonesia masih saja ada daerah yang belum teraliri listrik. Kondisi tersebut membuat daerah-daerah tersebut tidak bisa berkembang.

"Kapan kita mau bangun industri kalau listrik tidak ada. Saya beri contoh listrik di Batam 2 ribu mw besar sekali. Di sana Macet karena masalah pembebasan lahan saya berikan target kepada menteri, bupati di sana tapi belum selesai. Hanya minta 1 bulan ini masalah adminitrasi. Setelah satu bulan saya berikan tapi seyelah satu bulan tidak boleh mundur lagi," tegas Jokowi.

Untuk mendukung  Program 35 ribu mw untuk Indonesia, presiden Joko Widodo menegaskan harus menggunakan komponen lokal dalam pembangunan transmisi.

Mantan Gubernur Jakarta ini juga tidak mempermasalahkan pembangunan akan dilakukan BUMN dengan swasta, atau BUMN dengan Asing. Yang pasti, seluruh bahan yang dipakai dalam pembangunan transmisi seperti travo, kabel, dan transmisi harus dipasok dari dalam negeri.

"Trafo ini harus diproduksi dalam negeri terserah BUMN dengan investor asing tapi jangan barang ini kita impor karena nilai inevstasi Rp 1.100  triliun. Jika kabel, trafo dan jaringan transmisi nggak ada yang bangun maka saya akan perintahkan menteri BUMN untuk bangun itu," ujarnya. (Fathi/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya