Menteri Keuangan Uni Eropa Tolak Perpanjangan Bailout Yunani

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengatakan, pihaknya akan melakukan referendum pada 5 Juli 2015.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Jun 2015, 00:21 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2015, 00:21 WIB
Para pendemo berkumpul di depan parlemen Yunani di Athena karena cemas dengan ancaman bangkrut
Para pendemo berkumpul di depan parlemen Yunani di Athena karena cemas dengan ancaman bangkrut (Foto: Bloomberg)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri keuangan zona Euro telah menolak permintaan Yunani untuk memperpanjang program bailout pada 30 Juni. Hal tersebut memberikan tekanan kepada pemerintah Yunani di bawah pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras.

Jeroen Dijsselbloem, Menteri Keuangan Belanda yang memimpin pertemuan Eurogroup mengatakan, kalau pemerintahan Yunani melalui Yanis Varoufakis telah meminta perpanjangan satu bulan. Akan tetapi, tidak ada paket menyeluruh yang disepakati oleh pimpinan Eurogroup.

Pemerintah Yunani pun menghadapi berakhirnya program bantuan pada Selasa malam pekan depan tanpa pendanaan di masa depan.

"Tidak hanya pemerintah Yunani menolak usulan terakhir oleh lembaga. Harus disadari juga kalau proposal sudah mengambil keuntungan fleksibilitas yang maksimal," ujar Dijsselbloem, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Minggu (28/6/2015).

Akibatnya, pemerintah di kawasan Euro bersiap untuk melakukan apapun yang diperlukan untuk memastikan stabilitas keuangan dari wilayah mata uang 19 negara.

Sebelumnya Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menyebutkan, pemerintah Yunani akan melakukan pemungutan suara atau referendum pada 5 Juli 2015 untuk membuat keputusan apakah Yunani harus menerima tuntutan kreditor internasional.

Langkah itu membuat tiba-tiba serangkaian diskusi berakhir untuk menemukan cara bagi kreditor untuk rilis dana talangan sekitar 7,2 miliar euro dengan imbalan penghematan anggaran dan reformasi ekonomi.

"Ini keputusan yang sangat menyedihkan bagi Yunani. Karena itu, hal ini menutup pintu untuk perundingan. Meski pintu masih terbuka di pikiran saya," ujar Dijsselbloem.

Ia mengatakan, pihaknya akan membahas konsekuensi dari perkembangan terbaru. Eurogroup bertekad tetap mempertahankan kekuatan dan kredibilitas zona Euro.

Seperti diketahui, Yunani harus membayar 1,6 miliar euro kepada Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa pekan depan. Tanpa ada dana baru, ada kekhawatiran Yunani akan meninggalkan Euro, dan hal itu dapat membuat ekonomi makin memburuk. Selain itu, bila Yunani gagal bayar maka itu jadi pertama yang gagal bayar ke IMF.

Bank sentral Eropa pun dilaporkan akan melakukan pertemuan darurat pada Minggu ini membahas dana untuk bank Yunani. Hasil pertemuan itu bisa menentukan apakah Yunani akan harus membatasi penarikan tunai mulai Senin depan. (Ahm/)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya