Menko Maritim Impikan Industri Galangan Kapal Bebas PPn

Indroyono Soesilo memberi contoh Batam yang harganya 20% lebih murah karena bebas PPn

oleh Liputan6 diperbarui 09 Jul 2015, 17:19 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2015, 17:19 WIB
Aktivitas Bongkar Muat di JICT Tanjung Priok
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Cointainer Terminal (JICT),Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo ingin industri galangan kapal yang tersebar di seluruh Indonesia mencontoh Batam, di mana industri ini tidak dikenakan pajak penghasilan (PPn).

"Apapun yang terjadi di Batam, pasti harganya 20% lebih murah dari luar Batam. Karena Batam itu punya PPn-nya nol, dan dekat Singapura," kata Indroyono di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (9/7/2015).

Namun, penerapan industri galangan kapal tanpa insentif masih harus menunggu restu Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro. Restu ini masih dipertimbangkan mengingat Batam merupakan daerah perdagangan bebas.

"Untuk semuanya sama saat ini sedang menunggu paraf dari Menkeu PP-nya untuk yang di luar Batam PPn-nya nol. Namanya PPn-nya tidak dipungut, iya disamain, bea masuk kalau di Batam tidak dipungut nanti di luar Batam ditanggung pemerintah, jadi nanti kita bisa sama saja," jelas dia.

Industri galangan kapal yang paling maju hanya terdapat di Batam dengan total 105 industri. Sementara di luar Batam, total keseluruhan hanya terdapat 90‎ industri. (Cho/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya