54 Proyek Investasi Asing Serap 40 Ribu Tenaga Kerja RI

BKPM menyebutkan kontribusi proyek investasi asing akan menyumbang nilai ekspor US$ 530,30 juta dengan penghematan devisa US$ 744 juta.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Jul 2015, 15:46 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2015, 15:46 WIB
Logo BKPM
Logo BKPM

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi 54 proyek investasi asing di Indonesia bakal menyerap puluhan ribu tenaga kerja dan menghasilkan listrik ribuan Mega Watt (MW). Investasi di sektor industri dan pembangkit listrik mendominasi proyek tersebut.

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, dampak ekonomi dari 54 proyek investasi asing, khususnya untuk proyek pembangkit listrik akan menghasilkan listrik dengan kapasitas total 3.748,7 MW.

"Sebanyak 130 MW di antaranya sudah terealisasi, dan 3.618,7 MW sedang dalam konstruksi. Dari kapasitas itu, 850,7 MW akan dipakai sendiri, sisanya 2.898 MW yang dijual untuk publik," papar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (10/7/2015).

Diakui Franky, ada perusahaan yang berinvestasi membangun pembangkit listrik untuk kepentingan perusahaan tersebut. Sebagai contoh, PT Asahimas Chemical membangun pembangkit listrik berkapasitas 250 MW untuk kepentingan sendiri. Hal yang sama juga dilakukan oleh PT Cemindo Gemilang di Banten. Sementara listrik yang dijual ke publik dilakukan oleh PT Lestari Banten Energi yang juga berlokasi di Banten.

Dampak ekonomi dari sisi penyerapan tenaga kerja, lanjut Franky, 54 proyek investasi ini dapat menyerap 43.444 tenaga kerja. Dari 2 proyek investasi yang sudah memasuki tahap komersial, telah menyerap 9.280 tenaga kerja. "Dari 52 proyek lainnya yang sedang konstruksi diharapkan dapat menyerap 34.164 orang," tegas dia.

Secara tahunan, BKPM merinci dampak ekonomi terhadap ekspor, substitusi impor atau penghematan devisa dan penyerapan tenaga kerja dari 54 proyek investasi asing tersebut.

Pada 2015, kontribusi proyek investasi itu akan menyumbang nilai ekspor US$ 530,30 juta dengan penghematan devisa US$ 744 juta dan 22.825 orang tenaga kerja diserap.

Kontribusi nilai ekspor akan meningkat di 2016 dengan perolehan US$ 2,33 miliar per tahun, substitusi impor US$ 412,20 juta dan penyerapan tenaga kerja 16.011 orang.

"Lalu di 2017 tenaga kerja yang bisa diserap per tahun 308 orang, sebanyak 218 orang di 2018 dengan nilai ekspor US$ 50 juta. Pada 2019, penyerapan tenaga kerja 313 orang dan 144 orang di 2020 dari 54 proyek tersebut," terang dia.

Dampak ekonomi tersebut fokus pada industri padat karya, berorientasi ekspor, industri yang menghasilkan produk substitusi impor serta industri hilirisasi. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya