Yunani Kembali Jual Aset untuk Bayar Utang

Dana penjualan aset akan digunakan untuk melunasi utang dan meningkatkan investasi.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jul 2015, 21:47 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2015, 21:47 WIB
Kebangkrutan Yunani
Kebangkrutan Yunani

Liputan6.com, Athena - Pemerintah Yunani setuju menyerahkan aset sekitar 50 miliar euro atau sekitar US$ 55 miliar kepada dana independen sebagai ketentuan dalam dana talangan baru sekitar US$ 96 miliar kepada Eropa.

Tujuan penyerahan aset itu untuk mengubah aset tersebut lebih produktif sehingga menghasilkan uang. Program ini harus disetujui parleman jika Yunani ingin menerima tambahan dana talangan.

Bank Yunani, perusahaan listrik dan utilitas, bandara serta pelabuhan masuk dalam daftar aset tersebut. Bahkan resor wisata dan lahan yang dimiliki pemerintah juga masuk daftar aset yang ditawarkan.

Selain itu, BUMN telekomunikasi Yunani yaitu Greece's Public Power Corporation and The Independent Power Transmission Operator (ADMIE) juga akan disiapkan untuk privatisasi.

Ide menjual aset Yunani ini untuk mengumpulkan dana bukanlah hal baru. Sebelumnya serangkaian privatisasi juga dilakukan untuk syarat perjanjian dana talangan. Tetapi proses tidak berjalan lancar dari yang diharapkan. "Program privatisasi telah menjadi kekecewaan besar dari dana talangan sebelumnya," kata Raoul Ruparel, Direktur Europe Think Tank seperti dikutip dari CNN Money, Rabu (15/7/2015).

Para analis memperingatkan program privatisasi itu. Banyak aset Yunani kehilangan nilainya dalam lima tahun sejak krisis Yunani. Target awal privatisasi menghasilkan dana sekitar 50 miliar euro pada 2019. Kemudian direvisi menjadi 22 miliar pada 2020. Di awal privatisasi, the Hellenic Public Asset Development Fund hanya meraih dana sekitar 3,5 miliar Euro. Salah satu dari privatisasi yang berhasil pada 2013 adalah penjualan OPAP kepada investor Ceko dan Rusia.

Adapun pemerintah mengharapkan dana 25 miliar Euro dari target 50 miliar Euro dari penjualan aset. Dana itu untuk melunasi utang dan meningkatkan ekonomi lewat investasi. "Ini mungkin memakan waktu agar dapat menghasilkan pendapatan, dan juga akan meningkatkan ketegangan politik," kata Ruparel.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras pernah berjanji untuk menghentikan privatisasi. Bila ada privatisasi pihaknya akan mendorong nilai privatisasi dari aset milik negara paling berharga.

Sisi lain kini pemerintah perlu banyak uang dengan cepat sehingga memaksa Tsipras menyetujui penjualan aset. Akan tetapi ia meyakinkan para kreditor kalau penjualan itu dilakukan di Yunani, dan harus dijalankan oleh orang Yunani meski tidak dapat menghindari dari pengawasan Eropa. (Ahm/Igw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya