Liputan6.com, Chicago - Harga emas merosot pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena pasar terus memprediksi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Dilansir Xinhua, Selasa (21/7/2015), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus kehilangan US$ 25,1 atau 2,22 persen menjadi US$ 1.106,8 per ounce.
Baca Juga
Harga logam mulia berada di bawah tekanan karena para pedagang beralih ke aset-aset yang lebih menguntungkan menjelang peluang kenaikan suku bunga The Fed.
Advertisement
Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor meninggalkan dari emas dan beralih ke aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Ini merupakan kenaikan suku bunga The Fed pertama sejak Juni 2006, sebelum dimulainya krisis keuangan AS. Analis awalnya memperkirakan suku bunga akan naik pada Juni, namun karena data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan, harapan itu didorong kembali ke September.
Indeks Dolar AS juga naik 0,03 persen menjadi 97,96. Indeks adalah ukuran dari dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama.
Pergerakan emas dan dolar AS biasanya berlawanan arah. Jika dolar AS naik, harga emas akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Harga perak untuk pengiriman September turun US$ 7,6 sen atau 0,51 persen menjadi ditutup pada US$ 14,758 per ounce. Harga platinum untuk pengiriman Oktober turun US$ 12,7 atau 1,27 persen menjadi US$ 988,6 per ounce. (Ndw/Ahm)