Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini bergerak di atas level 13.800 per dolar AS tersebut sudah terlalu dalam (overshot).
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo menegaskan, dengan pelemahan rupiah tersebut, Bank Indonesia terus berusaha maksimal untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai dengan level fundamentalnya.
"Bank Indonesia itu tidak hanya khawatir, Bank Indonesia sudah mati-matian menjaga stabilitas nilai tukar rupiah‎," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Selasa (18/8/2015).
Dikatakan Perry, kalau selama ini bank sentral selalu mengatakan ada di pasar dan melakukan langkah-langkah stabilitas lainnya seperti halnya intervensi, itu beberapa hal yang terus dilakukannya. Kalaupun nilai tukar saat ini bisa menyentuh level 13.800 per dolar AS, ini di luar perkiraan BI juga.
Untuk mengembalikan rupiah ke level fundamentalnya, ada beberapa hal yang akan lebih dioptimalkan ‎oleh Bank Indonesia, diantaranya memaksimalkan instrumen Surat Berharga Indonesia (SBI) dan FX Swap.
Sementara di kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia agus DW Martowardojo mengatakan instrumen lain yang juga telah diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia kali ini untuk menjaga nilai tukar rupiah‎ adalah ketentuan pembelian valuta asing (valas) yang harus menyertakan underlying.
‎"Kami selama ini mengatur yang sampai di atas US$100 ribu dalam sebulan baru pakai underlying, itu kita ubah di atas US$ 25 ribu dolar, itu harus menyampaikan underlying transaksi dan NPWP, itu nanti akan dikeluarkan dalam bentuk penyesuaian PBI‎," papar Agus.
Mengomentari pergerakan nilai tukar rupiah, Agus menganggap beberapa angka yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik mengenai neraca perdangan yang surplus, menunjukkan kinerja reformasi pemerintah yang positif‎. Sementara angka inflasi saat ini juga masih terkendali.
"Jadi tidak seharusnya nilai tukar rupiah itu melemah seperti sekarang ini atau kita sebut sudah tidak sesuai dengan fundamentalnya atau undervalued," tutup Agus. (Yas/Gdn)
BI: Kami Sudah Mati-matian Menjaga Rupiah
Untuk mengembalikan rupiah ke level fundamentalnya, BI akan memaksimalkan instrumen Surat Berharga Indonesia (SBI) dan FX Swap.
diperbarui 18 Agu 2015, 17:21 WIBDiterbitkan 18 Agu 2015, 17:21 WIB
Petugas menunjukkan uang pecahan US$100 di penukaran uang, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai rupiah terahadap Dolar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Singgung Pandemi di Debat Cagub Jakarta, Dharma Pongrekun: Covid-19 Omong Kosong
Joe Biden Ragu Pemilu AS 2024 Bisa Berlangsung Damai
Jawab Isu Kesetaraan Gender, Pramono Anung Bakal Pangkas Syarat Kerja Perempuan di Jakarta
Dharma Pongrekun: Pandemi Adalah Agenda Terselubung dari Asing
Suswono: Gen Z Jangan Khawatir, Kami Akan Ciptakan Banyak Lapangan Kerja
Comeback Gemilang, Pelita Jaya Juara IBL All Indonesian Cup 2024
Camat di Lampung "Ngumpet" di Kolong Meja, Kepergok Warga Simpan Baliho Cabup
Rano Karno dalam Debat Perdana Pilkada: Mari Wujudkan Jakarta Kota Global
Keberadaan Gerak Cepat Panggilan Darurat 112 Sudah Dirasakan Masyarakat, Ini Buktinya
Pramono Bidik Jakarta Masuk 50 Besar Kota Global dalam 5 Tahun
City Camp 2024 Petjah, BtoB hingga Ateez Janji Akan Datang Lagi ke Indonesia
Era Kejayaan Gaji Pekerja Startup di Indonesia Habis, Apa Sebabnya?