Gubernur BI: Rupiah Overshoot

BI telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Agu 2015, 14:49 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 14:49 WIB
agus martowardojo
(Foto: Bank Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melihat bahwa pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir sudah telah terlalu dalam (overshoot) sehingga telah berada jauh di bawah nilai fundamentalnya (undervalued). Menyikapi hal tersebut, BI telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.

"BI akan mengoptimalkan bauran kebijakan dan terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan otoritas lainnya untuk mendorong nilai tukar rupiah ke nilai fundamentalnya," jelas Gubernur BI, Agus Martowardojo, Rabu (12/8/2015). 

Sebagai informasi, perkembangan nilai tukar rupiah dalam beberapa terakhir ini terutama disebabkan oleh perkembangan global. Pasar masih bereaksi terhadap keputusan pemerintah China yang melakukan depresiasi mata uang Yuan.

Langkah tersebut dilakukan Pemerintah China untuk mempertahankan kinerja ekspornya, yang menurun drastis sebesar 8,3 persen (yoy) pada Juli 2015, atau merupakan penurunan terbesar dalam 4 bulan terakhir.

Secara global, depresiasi Yuan tersebut memberi dampak pada negara-negara mitra dagang China yang ekspornya mengandalkan sumber daya alam, termasuk Indonesia.

Kebijakan depresiasi seperti ini pernah dilakukan pemerintah China pada tahun 1994, yang juga berdampak pada perekonomian global saat itu.

Sementara itu, perkembangan data terkini di Amerika Serikat (AS) seperti data ISM non manufacturing index, data tenaga kerja, menunjukkan tanda-tanda membaik sehingga menimbulkan ekspektasi dari pelaku pasar bahwa kenaikan suku bunga kebijakan AS (Fed Fund Rate) akan dilakukan lebih cepat.

Secara umum, hampir seluruh mata uang global mengalami depresiasi. Sebagai ilustrasi, mata uang Ringgit Malaysia melemah sebesar 13,3 persen (ytd), Korean Won melemah sebesar 7,9 persen (ytd) , Thailand Baht melemah sebesar 7,4 persen (ytd), Yen Jepang melemah 4,8 persen (ytd), Euro melemah sebesar 8,9 persen (ytd), Brasilian Real melemah 29,4 persen (ytd), dan Australian Dolar melemah sebesar 10,6 persen (ytd).

Sementara nilai tukar rupiah dari Januari hingga Minggu I Agustus 2015 melemah sebesar 9,8 persen (ytd).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah menjadi 13.689 per dolar AS ada perdagangan Rabu pekan ini dari penutupan Selasa 11 Agustus 2015 di kisaran 13.607 per dolar AS. Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.685-13.917 per dolar AS.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi 13.758 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 13.541 per dolar AS. (Yas/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya