Perbanas Yakinkan Jokowi Kondisi Bank di RI Masih Aman

Ketua Perbanas, Sigit Pramono meminta pemerintha memberikan insentif ke sektor riil mengingat dampak di sektor riil berpengaruh ke bank.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Sep 2015, 14:16 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 14:16 WIB
Sigit Pramono akan memimpin ASEAN Bankers Association (ABA).(Foto: Pajak.go.id)
Sigit Pramono akan memimpin ASEAN Bankers Association (ABA).(Foto: Pajak.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kondisi perbankan nasional saat ini dalam keadaan normal. Pesan para bankir hanya satu agar Presiden tetap memperhatikan masa depan perbankan yang selama ini menjadi jantung perekonomian.

Ketua Perbanas, Sigit Pramono saat memberi sambutan di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) mengungkapkan, hampir seluruh negara sedang mengalami kondisi perekonomian sulit, sehingga rentan mengganggu kekebalan perbankan.

"Kami sudah bertukar pikiran dengan Presiden, dan meyakini kalangan perbankan bisa melewati masa-masa sulit karena kami kerja keras dan cerdas memitigasi risiko. Secara umum perbankan kita baik, dalam sress test yang dilakukan, bank punya ketahanan memadai dari ancaman krisis," ujar Sigit di JCC, Rabu (9/9/2015).

Sigit menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi saat ini, sektor riil merasakan tekanan hebat. Dampak di sektor riil, menurut Sigit, akan berpengaruh dan mengganggu kesehatan perbankan dengan catatan peningkatan kredit macet (Non Performing Loan/NPL).

"Jadi pemerintah harus bisa memberi insentif lebih besar ke sektor riil, seperti perpajakan dan kebijakan fiskal lain. Antara pengambil kebijakan, yakni Kemenkeu, OJK, LPS dan BI harus bisa berkoordinasi dengan baik. Karena jika ada ancaman krisis, kita bisa memberi kepercayaan dan mampu bekerja secara optimal," papar dia.

Masa depan perbankan, Sigit mengakui sangat penting untuk ekonomi Indonesia. Dia mengibaratkan perbankan seperti jantungnya perekonomian Indonesia. Perbankan, sambungnya, menghimpun dana dari masyarakat dan kembali menyalurkan uang tersebut dalam bentuk kredit supaya kegiatan ekonomi berjalan.

"Tapi saat sehat, jantung ini sering dilupakan. Ketika sakit, baru ingat. Jadi regulator harus terus memantau dengan seksama," ujar Sigit. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya