Rizal Ramli: Kesejahteraan Rakyat RI Terendah di ASEAN

Kesejahteraan rakyat tertinggi ditempati Singapura, kemudian Malaysia dan Thailand.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2015, 13:54 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2015, 13:54 WIB
Ilustrasi Rupiah
Ilustrasi Rupiah (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menyatakan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia menjadi paling rendah dibandingkan negara lain sesama anggota ASEAN.

"Kita tuh paling rendah. Pertama Singapura, kedua Malaysia, ketiga Thailand, dan keempat Filipina," ujarnya di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).

Dia menjelaskan, tingkat kesejahteraan masyarakat akan berkaitan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Jika ekonomi  tumbuh namun tingkat kesejahteraan masyarakatnya tidak mengalami peningkatan, maka pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi percuma.

"Lalu walaupun pertumbuhan ekonominya moderat tapi tingkat kesejahteraan rakyatnya nyaris flat. Tak membaik. Indeks Pembangunan Manusia adalah indeks yang paling penting mengukur kesejahteraan rakyat. Kalau kita ingin mengukur kesejahteraan rakyat kita harus lihat indeks kesejahteraan rakyatnya," kata dia.

Menurut Rizal, Brasil menjadi salah satu negara yang mampu mengkorelasikan pertumbuhan ekonomi negaranya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai saat masa pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva memberikan dampak positif pada bidang sosial, pendidikan dan kesehatan di negeri samba tersebut.

"Ada dua kasus menonjol. Pertama, Brasil pada waktu Presiden Lula (Luiz Inacio Lula da Silva). Kesejahteraan rakyatnya meningkat pesat dalam bidang sosial, makanan, pendidikan, kesehatan. Sehingga Brasil dibawah Lula, Brasil pertumbuhan ekonominya tinggi, kesejahteraannya meningkat. China juga demikian," jelasnya.

Sedangkan Indonesia, lanjut Rizal, hingga saat ini masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya meski sudah 70 tahun merdeka.

"Walaupun negara kita sudah 70 tahun merdeka. Ada gak sih kasus-kasus pertumbuhan ekonominya tinggi, kesejahteraannya juga tinggi?  Nah kenapa bisa demikian? Dalam konteks Indonesia, 20 persen orang Indonesia hidupnya sudah lumayan. Tapi 80 persen paling bawah belum bisa menikmati arti dari kemerdekaan," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya