Liputan6.com, Jakarta - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia terus merosot. Hingga hari ini, cadev tergerus lagi sekira US$ 2 miliar menjadi US$ 103 miliar. Sementara posisi pada akhir Agustus lalu, cadev Indonesia sebesar US$ 105,3 miliar.
Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo saat Rapat Kerja Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/9/2015).
"Posisi cadev US$ 103 miliar per hari ini. Tapi masih bergerak dinamis, belum fixed. Masih ada penerimaan ekspor, masih akan ada pembayaran utang dan lainnya," ujar Agus.
Menurut Mantan Menteri Keuangan itu, permintaan dolar Amerika Serikat (AS) dari pihak swasta masih cukup tinggi untuk membayar utang di periode semester II 2015 mengingat pinjaman luar negeri terus meningkat sejak 2011.
"Memang utang luar negeri jatuh tempo di kuartal III ini cukup banyak. Itu swasta ya, bukan pemerintah," kata Agus tanpa menjelaskan lebih detail apakah cadev digunakan untuk intervensi kurs rupiah.
Sebelumnya, BI mencatat cadangan devisa Indonesia susut US$ 2,3 miliar menjadi US$ 105,3 miliar pada akhir Agustus 2015 dari posisi akhir Juli 2015 sebesar US$ 107,6 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara menuturkan perkembangan cadangan devisa itu disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya.
Hal itu sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah guna mendukung terjaganya stabilitas ekonomi dan sistem keuangan.
Di sisi lain, kenaikan penerimaan devisa yang terutama bersumber dari penerbitan samurai bonds pemerintah mampu menahan penurunan lebih lanjut.
"Dengan perkembangan itu, posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Tirta. (Fik/Gdn)
Cadangan Devisa RI Tergerus Jadi US$ 103 Miliar
Permintaan dolar Amerika Serikat (AS) dari pihak swasta masih cukup tinggi untuk membayar utang di periode semester II 2015.
Diperbarui 21 Sep 2015, 21:37 WIBDiterbitkan 21 Sep 2015, 21:37 WIB
Menkeu Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Gubernur BI Agus Martowardojo saat menghadiri rapat dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (21/9/2015). Komisi XI DPR sangat kecewa dengan pencapaian yang diraih oleh PPN/Bappenas. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pengetian dari Kata "Apa", Berikut Contoh Penggunaannya dalam Bahasa Indonesia
Memahami Arti Syiah, Begini Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya
Perbedaan Kencur dan Jahe: Ciri Fisik, Manfaat Kesehatan hingga Penggunaannya
Arti Pisang Pinugel dalam Primbon Jawa, Makna dan Ramalan Weton Jodoh
Sehat dengan Cara Alami, Ini 6 Resep Jamu Daun untuk Atasi Kolesterol dan Asam Urat
Arti Istilah Gaul "Skidipapap", Bentuk Ekspresi Perasaan yang Viral di Media Sosial
Arti MPLS SMA, Kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah pada Siswa Baru
5 Kesalahan Terbesar dalam Hubungan yang Sering Dilakukan Wanita di Usia 30-an
Profil AKBP Edy Herwiyanto, Ayah dari Vinanda Prameswati yang Punya Karier Cemerlang di Kepolisian
Napak Tilas ke Bekas TPA Leuwigajah, Lokasi Tragedi Lingkungan Terbesar di Indonesia karena Longsoran Gunung Sampah
Prabowo Diskusi Bareng Pimpinan Media di Hambalang, Bahas Sejumlah Isu Terkini
Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus Kritis Akibat Masalah Pernapasan