Menkeu: Sebenarnya Rupiah Sudah Bisa Menguat

Pemerintah menilai, seharusnya kurs rupiah mampu menguat karena indikator makro ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Okt 2015, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 18:00 WIB
Rupiah melemah
Rupiah melemah

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus menyalahkan kondisi ketidakpastian ekonomi global akibat tenggelamnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah menilai, seharusnya kurs rupiah mampu menguat karena indikator makro ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini terjadi kondisi anomali atau ketidaknormalan sehingga memicu pelemahan nilai tukar rupiah.

"Sekarang kita menghadapi kondisi yang anomali, lihat saja kurs rupiah melemahnya seperti itu (dalam)," ucap dia saat ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (5/10/2015).

Menurut Bambang, variabel indikator ekonomi makro Indonesia sudah menunjukkan perbaikan dari sisi defisit transaksi berjalan semakin menyempit, inflasi lebih terkendali dan neraca perdagangan mengalami surplus.

Dia menjelaskan, defisit transaksi berjalan Indonesia sudah menyentuh di bawah 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara inflasi, sambungnya, mengarah di bawah 7 persen secara tahunan (year on year) dan berada di kisaran 2,2 persen-2,3 persen (year to date).  Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dengan realisasi penurunan impor.

"Indikator makronya sudah membaik, sebenarnya syarat untuk penguatan rupiah sudah ada. Tapi memang kondisi global dan isu sentimen domestik lain yang mengakibatkan (pelemahan kurs rupiah)," ujar Bambang.

Dia memperkirakan, tekanan rupiah masih akan terus berlangsung sampai kondisi ketidakpastian global berkurang. Pasalnya, Bambang bilang, perekonomian dunia saat ini tidak jelas arahnya, seperti rencana kenaikan tingkat suku bunga AS.

"Meski ini alasan klise diulang-ulang terus tapi ini realitasnya. Semua pemain menunggu sinyal dari AS," pungkasnya.  (Fik/Zul)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya