Data Pekerja AS Lesu, Rupiah Sentuh Level 14.552 Per Dolar

Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan Senin siang ini (5/10/2015). Penyebab penguatan tersebut adalah data ketenagakerjaan AS.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 05 Okt 2015, 12:45 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2015, 12:45 WIB
Ilustrasi Nilai Tukar Rupiah
Ilustrasi Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat pada perdagangan Senin (5/10/2015) siang, dipicu data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) tidak sesuai harapan pelaku pasar.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat tipis 9 poin ke level 14.637 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Jumat pekan lalu di level 14.646 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.563 per dolar AS pada pukul 11.37 WIB. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.545-14.651 per dolar AS. Pada pukul 12.14 WIB, rupiah sentuh level 14.552 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 100 poin menjadi 14.604 per dolar AS pada Senin dari perdagangan Jumat pekan lalu yang berada di level 14.709 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Esandar Arthamas Berjangka, Tony mariano mengatakan penguatan rupiah karena data tenaga kerja AS tidak sesuai harapan pasar.

"Mata uang rupiah menguat seirama dengan penguatan mata uang regional terhadap dolar Amerika Serikat akibat dari data ketenagakerjaan AS yang keluar lebih rendah dari perkiraan pasar," kata Tony.

Tony juga mengatakan, ketidakpastian mengenai waktu kenaikan suku bunga bank sentral AS atau The Federal Reserve, membuat para pelaku pasar tidak terlalu berani menjual dolar AS secara agresif. Hal ini membuat dolar AS masih dalam tren positif untuk jangka menengah.

Pada Jumat pekan lalu, AS merilis data non-farm payroll atau data penyerapan tenaga kerja nonsektor pertanian dan pemerintah. Data tenaga kerja tersebut naik 142 ribu pada September 2015, angka ini jauh lebih rendah dari yang diharapkan pelaku pasar sebesar 201 ribu.

Sepanjang tahun ini rupiah telah melemah sekitar 17,55 persen terhadap dolar AS, karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS, dan devaluasi yuan atau pelemahan mata uang oleh China pada Agustus 2015. (Ilh/Ahm)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya