Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal dan internal.Â
Mengutip Bloomberg, Rabu (18/11/2015), rupiah diperdagangkan di level 13.775 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB. level tersebut melemah jika dibandingkan dengan pembukaan yang ada di angka 13.746 per dolar AS maupun dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang juga ada di level 13.746 per dolar AS.
Baca Juga
Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah diperdagangkan di level 13.728 per dolar AS hingga 13.821 per dolar AS.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah diperdagangkan di level 13.763 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di level 13.711 per dolar AS.
Kepala EKonom PT Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menjelaskan, rupiah memang akan terus tertekan terhadap dolar AS karena data-data perekonomian AS membaik. Membaiknya data AS tersebut membuat pelaku pasar melihat bahwa Bank Sentral AS (the Fed) akan menaikkan suku bunga acuan pada Desember ini.
Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menambahkan, pemerintah AS mengumumkan bahwa Inflasi membaik yaitu naik 0,2 persen yang membuat dollar index kembali menguat.
Sedangkan sentimen dari dalam negeri, karena BI rate tetap di 7,5 persen walaupun otoritas moneter tersebut puas terhadap defisit neraca transaksi berjalan yang menipis dan inflasi yang diperkirakan terus turun mendekati target BI, membuat pelaku pasar sedikit kecewa.Â
"Sebelumnya pelaku pasar melihat bahwa BI akan menurunkan suku bunga acuan setidaknya 0,25 persen karena angka inflasi dan juga transaksi neraca berjalan membaik," jelasnya.Â