Jaga Investasi, Kepala BKPM Bakal Kunjungi Jepang

Untuk periode 22 Oktober 2014 hingga 4 Desember 2015 tercatat minat investasi Jepang mencapai US$ 11,4 miliar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Des 2015, 16:47 WIB
Diterbitkan 10 Des 2015, 16:47 WIB
20151104-Franky-Sibarani-AM
Kepala BKPM Franky Sibarani (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menjaga tren positif investasi Jepang ke Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengunjungi negara matahari terbit tersebut untuk mengajak perusahaan-perusahaan Jepang terus menanamkan modal mereka ke RI.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaskan, dari data BKPM, untuk periode 22 Oktober 2014 hingga 4 Desember 2015 tercatat minat investasi Jepang mencapai US$ 11,4 miliar atau setara dengan Rp 153,9 triliun (estimasi kurs Rp 13.500 per dolar AS). Sedangkan komitmen investasi ditandai dengan perusahaan Jepang yang telah mendapatkan izin prinsip mencapai US$ 5,7 miliar  atau mencapai Rp 76,9 triliun.

Untuk menjaga tren positif tersebut, Franky mengagendakan kunjungan kerja ke Tokyo Jepang, pada Jumat (11/12/2015) dalam rangka promosi investasi bekerjasama dengan Kadin Jepang.

“Jepang tetap akan menjadi salah satu lumbung investasi FDI yang masuk ke Indonesia untuk tahun depan. Minat maupun stock komitmen yang masuk masih cukup tinggi hingga akhir tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resminya kepada pers, hari ini (10/12/2015).


Menurut Franky, kunjungannya kali ini, diagendakan untuk menjaga tren positif menyampaikan beberapa perkembangan kebijakan termasuk di antaranya layanan izin investasi 3 jam, peluang investasi di berbagai sektor terutama sektor prioritas di antaranya seperti industri padat karya, infrastruktur, dan Pariwisata dan kawasan. “Tiga sektor prioritas tersebut merupakan kontributor utama investasi dari Jepang,” jelasnya.

Franky menambahkan bahwa tiga sektor prioritas merupakan kontributor utama minat yang dikategorikan serius oleh tim Marketing Officer BKPM. Minat investasi tersebut terdiri dari sektor padat karya mencapai US$ 2,05 miliar, sektor infrastruktur US$ 700 juta dan sektor pariwisata dan kawasan US$ 650 juta.

“Sedangkan dari perusahaan Jepang telah mendapatkan izin prinsip (komitmen investasi ) sektor infrastruktur mencapai US$ 4,6 miliar dan industri padat karya US$ 607 juta,” imbuhnya.

Selain memaparkan mengenai kemajuan-kemajuan tersebut, Kepala BKPM juga diagendakan melakukan one-on-one meeting dengan perbankan di Jepang terkait dengan kerjasama pembiayaan penanaman modal. Dengan bertemu perusahaan Jepang tersebut, maka Franky berharap ada kerjasama saling menguntungkan yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak.

Franky menjelaskan hubungan kondusif yang diciptakan oleh kedua pemimpin negara ditandai dengan pertemuan antara PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN bulan lalu juga dimaknai positif oleh pebisnis kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, dibicarakan berbagai isu strategis terkait kerjasama kedua negara termasuk komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dalam bidang perdagangan dan investasi.

Selain itu, Kepala BKPM dalam beberapa bulan terakhir juga telah menerima kunjungan kerja enam gubernur Jepang. Tiga gubernur diterima di kantor BKPM yakni Gubernur Prefektur Okoyama, Aichi, dan terbaru adalah Gubernur Prefektur Saitama, sedangkan tiga Gubernur lainnya dari Prefektur Yamanashi, Ehime dan Kochi diterima saat mendampingi Presiden Joko Widodo menerima 1.100 duta sipil dari Jepang.

Jepang merupakan salah satu kontributor utama terhadap pencapaian target realisasi investasi Indonesia. Dari data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM periode Januari-September 2015, Jepang menduduki peringkat ketiga dengan nilai mencapai US$ 2,5 miliar dengan 1.318 proyek, dibawah Singapura yang menempati posisi teratas US$ 3,55 miliar dengan 1.999 proyek; dan Malaysia US$ 2,9 miliar dengan 600 proyek. Sedangkan di bawah Jepang, tercatat Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 1,0 miliar 1.529 proyek dan Belanda US$ 908 juta dengan 301 proyek.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya