Mahkota Bertahtakan Permata Langka Terjual Rp 175 Miliar

Tiara tersebut terbilang langka mengingat berlian yang menjadi bahan pembuatnya sangat sulit ditemukan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Jan 2016, 19:10 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2016, 19:10 WIB
Mahkota Bertahtakan Permata Langka Terjual Rp 175 Miliar
Tiara tersebut terbilang langka mengingat berlian yang menjadi bahan pembuatnya sangat sulit ditemukan.
Liputan6.com, Jakarta - Mahkota seakan telah menjadi hiasan yang tak bisa lepas dari imej puteri dan pangeran kerajaan. Dibuat khusus untuk keluarga kerajaan, tak heran beberapa mahkota mampu menembus harga yang sangat fantastis.
 
Salah satunya adalah mahkota berlian dan permata yang sebelumnya menjadi koleksi Puteri Kerajaan Swedia, Countess Consort Princess Katharina Henckel von Donnersmarck.
 
Tiara tersebut terbilang langka mengingat berlian yang menjadi bahan pembuatnya sangat sulit ditemukan.
 
Dalam 30 tahun terakhir sebelum akhirnya terjual, tiara itu bahkan menjadi salah satu barang paling penting yang muncul di rumah lelang. Tiara yang didominasi kilauan permata hijau itu kerap menguras perhatian para peserta lelang.
 
Pada 2011, mahkota asal Swedia ini bahkan mampu terjual seharga US$ 12,7 juta atau Rp 175,9 miliar (kurs: Rp 13.851/US$).
 
Apa saja keunggulan dan kecantikan dari mahkota kerajaan tersebut? Berikut ulasan singkatnya seperti dilansir dari Forbes, situs resmi Sotheby, Bornrich.com dan sejumlah sumber lain, Rabu (13/1/2016):
 

Terjual Rp 175,9 miliar

Mahkota Bertahtakan Permata Langka Terjual Rp 175 Miliar
Tiara tersebut terbilang langka mengingat berlian yang menjadi bahan pembuatnya sangat sulit ditemukan.
Barang langka
 
Pihak dari rumah lelang Shoteby mengatakan, tiara itu merupakan barang langka. Selain itu, mahkota puteri Swedia tersebut juga merupakan salah satu barang terpenting yang muncul di rumah lelang dalam lebih dari 30 tahun terakhir.
 
Mahkota tersebut terdiri dari 11 batu emerald Kolombia langka yang berbentuk tetesan air dalam bentuk besar. Batu-batu permata yang menjadi bahan pembuatan mahkota juga diyakini sebagai koleksi pribadi Empress Eugenie.
 
Ke-11 batu emerald yang menjadi bahan pembuatnya dikabarkan ditemukan dan dihaluskan di India. Kemungkinan batu itu ditemukan selama abad 17 atau 18.
 
Selain dari batu permata, tiara itu juga terbuat dari Shizuka Diamond dengan berat rata-rata 101,27 karat.
 
Mahkota itu memang tidak memiliki tanda khusus selain kelangkaan permata dan berlian yang menghiasinya.
 
Meski begitu, desain dan proses pembuatannya dilakukan setara dengan kreasi terbaik dari Parisian Maisons saat itu.

Sejarah mahkota

Mahkota Bertahtakan Permata Langka Terjual Rp 175 Miliar
Tiara tersebut terbilang langka mengingat berlian yang menjadi bahan pembuatnya sangat sulit ditemukan.
Terjual Rp 175,9 miliar
 
Mahkota langka milik Puteri Katharina Henckel Von Donnersmarck memang terbilang sangat cantik. Paduan berlian dan permata dibentuk menjadi mahkota dengan inspirasi dari flora dan kecantikan alam.
 
Dengan permata dan berlian seberat 500 karat serta kilauan warnanya yang sangat terang, mahkota ini bahkan terjual dengan harga sangat fantastis. Seorang pembeli memenangkan mahkota itu seharga Rp 175,9 miliar di rumah lelang Sotheby.
 
Terdapat sembilan berlian mawar dengan ukuran besar juga menjadi hiasan pada tiara tersebut. Selain itu, emas dan perak juga menjadi tambahan elemen yang mempercantik bentuk tiara.

Sejarah mahkota
 
Saat pertama kali ditawarkan dalam sebuah pelelangan di Zurich pada 15 November 1979, katalog rekam jejaknya menyatakan bahwa kepemilikan mahkota terkait dengan sebuah kerajaan di Prancis. Di Paris pada 1887, pemerintah Prancis menjual seluruh mahkota kerajaan di rumah lelang.
 
Selain fakta bahwa Empress Eugenie sangat mengagumi permata, di matanya, tak ada yang seindah batu-batu permata di mahkota tersebut. Beberapa tahun kemudian, mahkota bertahtakan berlian dan permata itu telah menjadi milik Henckel von Donnersmarck.
 
Dia lantas memberikan mahkota itu pada istri keduanya, Katharina Wassilievna de Slepzoff. Begitulah akhirnya, mahkota tersebut terus berpindah tangan hingga kemudian terjual pada peserta lelang yang enggan disebutkan namanya pada 2011 lalu.(Sis/Nrm)
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya