Warga di Desa Ini Bayar Listrik Pakai Singkong hingga Bebek

Transaksi pembayaran listrik ini tidak menggunakan uang, melainkan singkong hingga bebek.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 21 Jan 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2016, 12:30 WIB
Bayar Listrik Pakai Bebek
Bayar Listrik Pakai Bebek

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 600 kepala keluarga di empat desa di Ponorogo, Jawa Timur, setiap bulan membayar tagihan listrik hanya dengan singkong, pisang, bebek, ayam, atau yang lainnya.

Hal ini berlangsung sejak 2011 ketika warga di Desa Andung Biru, Desa Tiril, Desa Sumber Duren, dan Desa Roto Probolinggo pertama kali menikmati listrik di rumahnya.

Aliran listrik ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 40 kilowatt (kw) yang disediakan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).

"Sekitar 1990, desa-desa di sini ketika malam hari gelap gulita, tak ada listrik. Saya bersama warga yang lain berinisiatif membangun PLTMH sendiri, tapi kapasitasnya masih sangat kecil, hanya 16 kw dan hanya mampu melistriki beberapa puluh rumah saja," ujar M. Rosid, warga Desa Andung Biru, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/1/2016).

Rosid mengungkapkan pada 2011 PGN bekerja sama dengan Universitas Brawijaya memberikan bantuan satu unit PLTMH kapasitas 40 kw.

Dengan memanfaatkan aliran Sungai Pekalen, listrik yang dihasilkan mampu menerangi 600 rumah di 4 desa.

"Alhamdulillah, malam hari desa-desa di sini jadi terang. Anak-anak bisa belajar, keluarga bisa nonton televisi setiap hari," ujar Rosid.

Selain itu, ia menambahkan, setiap rumah di 4 desa tersebut terdapat meteran listrik. Setiap bulannya pemakaian listriknya dicatat oleh petugas koperasi yang dikelola bersama beberapa warga lainnya.

Yang unik, transaksi pembayaran listrik ini tidak menggunakan uang, melainkan singkong hingga bebek.

"Tapi warga di sini bayar tagihan listriknya tidak pakai uang tunai, tapi menggunakan hasil kebun mereka. Bisa bayar pakai singkong, pisang, bahkan ada yang bayar pakai bebek, ayam dan macam-macam," katanya.

Sementara untuk masyarakat yang ekonominya masih lemah, listrik ini digratiskan.

Kepala Komunikasi Korporat PGN, Irwan Andri Atmanto, mengatakan sebagai badan usaha milik negara (BUMN), PGN juga memiliki tanggung jawab bersama-sama pemerintah untuk membantu mensejahterakan rakyat Indonesia.

"Kami senang bisa membantu masyarakat di 4 desa di Ponorogo, sehingga mereka bersama-sama dengan PGN bisa memanfaatkan sumber daya alam di sana untuk menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat, untuk keperluan sehari-hari, maupun meningkatkan perekonomiannya dengan membuka usaha keripik, kue, hingga pengeringan kopi," ucap Irwan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya