Liputan6.com, Jakarta - Pengungsi dari daerah konflik di Suriah menyebar ke negara-negara lain di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS). Di AS, para pengungsi Suriah banyak dikirim ke Idaho. Di negara bagian AS tersebut, mereka banyak diangkat menjadi pekerja di sebuah perusahaan besar produsen yogurt.
Dikutip dari wnd.com, Sabtu (23/1/2016), Twin Falls, daerah di Idaho sepakat untuk menerima 300 pengungsi tahun ini. Kebanyakan dari mereka adalah Muslim dari Suriah. Idaho, dikenal sebagai tujuan para pengungsi berlabuh.
Departemen Negara Bagian AS telah mengirimkan lebih dari 11.000 orang pengungsi langsung ke Idaho sejak 11 September 2001, saat terjadi peristiwa tragis World Trade Centre. Tahun lalu, 989 pengungsi telah tiba di Idaho, kebanyakan mereka datang ke Boise atau Twin Falls.
Hampir separuh dari mereka datang dari negara-negara konflik, termasuk 95 orang dari Irak, 94 dari Somalia, 47 orang dari Sudan, 39 dari Afganistan, 31 orang dari Iran, 28 dari Suriah dan 11 dari Pakistan, berdasarkan data dari Federal Refugee Database.
Alih-alih mendapatkan penolakan dari penduduk lokal, Twin Falls bisa dibilang area favorit untuk para pengungsi. Semua itu berkat bisnis seorang miliarder di kota itu.
Dia adalah Hamdi Ulukaya, pria Muslim Kurdi, imigran asal Turki yang kini menjalankan perusahaan yogurt senilai miliaran dolar bernama Chobani.
Ulukaya membuka pabrik yogurt terbesar di dunia itu 2 tahun lalu. Perusahaan itu sekarang mempekerjakan 600 orang pengungsi, setara 30 persen dari total pekerja diisi oleh para pengungsi yang dikirim ke AS oleh PBB dari Timur Tengah dan Afrika itu.
Mengajak Bos Perusahaan Lain
Pada gelaran World Economic Forum di Davos beberapa hari ini, dia mengkampanyekan pada sesama CEO perusahaan lain untuk memberikan uang perusahaan, lobi, layanan dan tawaran pekerjaan untuk para pengungsi.
Hasilnya, 6 perusahaan sepakat untuk mengikuti ide Ulukaya. Ikea, MasterCard, Airbnb, LinkedIn, Western Union dan UPS telah setuju untuk mempekerjakan lebih banyak pengungsi atau memberikan layanan gratis bagi mereka.
"Sejumlah pimpinan bisnis telah mengambil langkah," kata Ulukaya seraya menjelaskan apa saja yang dilakukan perusahaan itu terhadap para pengungsi.
Ulukaya ingin lebih banyak lagi perusahaan yang melakukan itu. Akhirnya dia mulai mendirikan yayasan yang disebut The Tent.
"The Tent Pledge meminta perusahaan di seluruh dunia untuk mengambil langkah dan melakukan sesuatu yang lebih. Kita meminta mereka untuk memberikan pengungsi latihan kerja, peluang pekerjaan, hal prioritas mulai dari selimut dan air hingga kartu debit hingga akses internet," paparnya.
Advertisement
Latar Belakang dan Kritik
Usaha dari Ulukaya ini didorong dari latarbelakang budayanya sebagai Muslim Kurdi dan karena pengalaman pribadi melihat penampungan pengungsi di Turki dan Yunani.
Dia juga mengatakan pernah tinggal di dekat perbatasan Suriah dan Turki sebelum pindah ke AS sebagai pelajar.
Dia ingin mengangkat pengungsi sebanyak-banyaknya, di mana saat ini dari total 2.000 pekerja, sekitar 600 orang adalah pengungsi luar AS.
"Ada 11 atau 12 bahasa di lingkungan kerja kami. Kita punya penerjemah yang kerja 24 jam sehari," katanya pada Financial Times.
Meski begitu, langkah ini menuai kritik karena pengangguran dan veteran di AS semakin tertinggal jauh.
"Contohnya UPS, hampir setiap kabupaten di AS punya depot UPS. Itu adalah pekerjaan bagus bagi mereka yang berketrampilan rendah. Banyak yang ingin bekerja di situ, dan tidak perlu mengirim orang untuk mengisi pekerjaan itu," ujar Pengawas Pengungsi An Corcoran.
Setelah lulus dari Universitas Ankara, Ulukaya datang ke AS dengan visa pelajar pada 1994 dan melanjutkan sekolah di Universitas Albany. Dia mendirikan perusahaan produsen keju bernama Euphrates di daerah pinggiran New York di 2002. Kemudian dia membeli perusahaan tua yang memproduksi yogurt di 2007 yang kini terkenal di AS dengan nama Greek yogurt.
Kekayaan Ulukaya di 2013 mencapai US$ 5,4 miliar menurut Bloomberg. Di 2009, Ulukaya adalah salah satu dari 40 pengusaha tersukses versi Business Review.
Pemerintahan Presiden Obama telah meningkatkan jumlah penerimaan pengungsi dari 70.000 orang per tahun beberapa tahun lalu menjadi 85.000 orang di tahun 2016, dan 100.000 orang di 2017.
Obama juga telah melonggarkan pengetatan pengungsi yang masuk. Mengizinkan lebih dari 1.500 orang pengungsi yang terlibat dalam aktivitas teroris untuk masuk ke AS di 2014. Diduga karena mereka melakukan tindakan kriminal itu di bawah paksaan. (Zul/Gdn)