95% Investasi Jepang Terpusat di Jawa

Pulau Jawa masih menjadi primadona investor Jepang untuk menanamkan modalnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Jan 2016, 18:45 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 18:45 WIB
Pabrik Canon Jepang
Pabrik Canon Jepang

Liputan6.com, Jakarta Pulau Jawa masih menjadi primadona investor Jepang untuk menanamkan modalnya. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat bahwa realisasi investasi periode 2010-2015 tercatat 94,8% dari seluruh investasi Jepang terdistribusi di provinsi-provinsi di Pulau Jawa.

Hanya 5,19% terbagi di wilayah-wilayah lainnya di seluruh Indonesia. Nilai investasi Jepang di Pulau Jawa tersebut tercatat sebesar US$ 14,2 miliar dari keseluruhan investasi Jepang dalam kurun waktu 2010-2015 sebesar US$ 14,9 miliar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani bahwa pemilihan lokasi di Pulau Jawa tersebut banyakdipengaruhi oleh pilihan sektor investasi yang dilakukan oleh investor Jepang.

“Dari sisi sektor, 87% investasi Jepang sejak tahun 2010 direalisasikan di industri manufaktur dan telah berkontribusi terhadap industrialisasi di Indonesia, menciptakan banyak lapangan kerja, dan mendukung ekspor nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada pers, Senin (25/1/2016).

Menurut Franky, sektor industri transportasi mendominasi dengan investasi Jepang sejak 2010-2015 dengan nilai mencapai US$ 7,5 miliar, kemudian diikuti oleh industri logam, mesin dan elektronik sebesar US$ 2,4 miliar, industri kimia dan farmasi sebesar US$ 871 juta, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai US$ 699 juta dan industri makanan senilai US$ 534 juta.

“Sebenarnya masih banyak peluang investasi di sektor industri manufaktur yang diminati oleh investor Jepang di dunia, juga terbuka luas di Indonesia. Misalkan industri hilir Migas, industri kimia, industri karet, dan industri alat telekomunikasi,” jelasnya.

Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa mulai terlihat tren diversifikasi dengan adanya peningkatan sektor perumahan dan kawasan industri yang mengalami peningkatan hingga 700% dari realisasi investasi tahun sebelumnya. Di tahun 2014 realisasi sektor tersebut tercatat hanya US$ 71 Juta, di tahun 2015 sektor ini menjadi US$ 519 Juta.

Franky menambahkan bahwa ke depan posisi Jepang sebagai salah satu investor terbesar di tanah air semakin kuat. “Dengan nilai US$ 14,9 miliar realisasi investasi untuk periode tahun 2010-2015, Jepang berkontribusi sebesar 10,2% terhadap total nilai investasi asing di Indonesia,” ungkapnya.

Peningkatan Investasi

Dari data yang dirilis oleh BKPM, investasi dari Jepang terus menunjukkan peningkatan selama enam tahun terakhir. Sejak tahun 2010, nilai investasi Jepang ke Indonesia mencapai US$ 713 juta, kemudian meningkat drastis di tahun 2011 dengan nilai investasi mencapai US$ 1,5 miliar, kembali meningkat menjadi US$ 2,3 miliar pada tahun 2012, puncaknya pada tahun 2013 Jepang menjadi peringkat teratas investasi dengan realisasi US$ 4,7 miliar, di tahun 2014 turun dan berada di level US$ 2,7 miliar dan pada 2015 meningkat tipis di level US$ 2,8 miliar.

Dari sisi realisasi investasi berdasar negara asal untuk periode tahun 2010-2015, posisi Jepang berada di peringkat dua di bawah Singapura dengan nilai mencapai US$ 31 miliar. Di bawah Singapura dan Jepang, terdapat Amerika Serikat dengan nilai investasi US$ 8,2 miliar, Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 8 miliar dan Malaysia di peringkat kelima dengan nilai investasi US$ 7,1 miliar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mulai hari ini (25/1) dijadwalkan memulai memulai kegiatan roadshow pemasaran investasi ke empat prefektur di Jepang. Secara berturut-turut, Kepala BKPM akan melakukan promosi investasi ke Aichi (Nagoya), Okoyama, Tokyo dan Saitama. Dalam kunjungan kerja kali ini, Kepala BKPM dijadwalkan untuk melakukan pertemuan one on one dengan 15 perusahaan yang berminat untuk menanamkan modalnya di Indonesia, berbicara di 3 forum bisnis terbatas dengan jumlah partisipan selektif 20 perusahaan, dan bertemu dengan 3 Gubernur Prefektur Jepang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya