Persepsi Internasional Soal Bisnis di Indonesia Kian Membaik

Pemerintah mengklaim kepercayaan dan minat investasi dari berbagai negara ke Indonesia kembali menanjak.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Mar 2016, 12:53 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2016, 12:53 WIB
2015125-Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli -Jakarta
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menjawab pertanyaan dalam acara temu wicara bersama wartawan di rumah dinasnya di Jakarta, Rabu (25/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengklaim kepercayaan dan minat investasi dari berbagai negara ke Indonesia kembali menanjak. Prestasi tersebut didorong realisasi kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi maupun kondisi makro Indonesia setelah sebelumnya sempat merosot akibat faktor eksternal maupun internal.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mengatakan, Indonesia saat ini diserbu kedatangan pelaku bisnis dari negara-negara besar dan dalam jumlah banyak. Sebagai contoh Putri Astrid yang memimpin delegasi 300 pebisnis asal Belgia ke Indonesia.

"Jujur saja di awal-awal, ekspektasi dan optimisme tinggi (investasi), kemudian merosot. Nah sekarang sudah mulai naik lagi. Jadi persepsi internasional dari kalangan bisnis dan lainnya mulai membaik terhadap Indonesia," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

 

Bangkitnya kembali persepsi internasional kepada Indonesia, diakui Rizal, karena para pemimpin dan pengusaha dunia melihat langkah nyata dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk membabat habis peraturan yang menghambat kegiatan penanaman modal.

"Persepsi terhadap Indonesia dari kalangan internasional dan bisnis sudah mulai membaik. Itu karena ada langkah konkret untuk mengurangi peraturan yang berlebihan dan mempersulit," tegasnya.

Ia mengungkapkan, pemerintah telah memangkas 129 aturan di pelabuhan sehingga waktu bongkar muat (dwelling time) makin menyusut dari sebelumnya 7 hari menjadi 3 hari. "Kita potong sepertiganya dari jumlah aturan tersebut. Saya mau potong lebih banyak lagi. Dengan begitu, birokrasi kita lebih bersahabat terhadap bisnis," terangnya.

Lebih jauh dikatakan Rizal, optimisme tinggi pelaku pasar terhadap Negara ini juga dipengaruhi perbaikan makro ekonomi Indonesia, diantaranya terus mencetak peningkatan surplus neraca perdagangan dan mempersempit defisit transaksi berjalan.

"Peningkatan surplus perdagangan akan memperbaiki defisit transaksi berjalan dari tadinya 3 persen jadi 2 persen. Itu juga yang bikin kenapa rupiah menguat," paparnya.

Momentum perbaikan ini, diharapkan Rizal dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

"Persepsi sudah positif, indikator makro membaik, ini momentum yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi supaya rakyat kita bisa hidup lebih baik," tandas Rizal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya