Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban penipuan online atau online scam untuk dipekerjakan di luar negeri seperti Myanmar atau negara lainnya.
Rupanya setelah tiba di sana, para WNI ini tidak mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan tetapi justru dipaksa untuk menjadi pelaku online scam untuk menipu korban-korban lainnya.
Mengutip sejumlah sumber, modus operandi para penipu melibatkan perekrutan palsu melalui media sosial dan platform online lainnya. Penipu menjanjikan gaji tinggi dan pekerjaan mudah bagi para WNI.
Advertisement
Tergoda, para WNI yang datang ke Myanmar, justru jadi korban. Para korban ini dipaksa bekerja di pusat penipuan daring. Lantas, pekerjaan online scam apa yang dilakukan oleh WNI?
Para korban dijerat untuk bekerja menggunakan modus online scam, demi menjerat korban lainnya. Di antara banyaknya online scam alias penipuan online yang dijalankan, para korban melakukan penipuan asmara, investasi bodong, dan jenis penipuan lainnya.
Jika para korban tak mau mengerjakan tugasnya, mereka juga bisa mendapatkan siksaan. Bahkan, ratusan WNI yang menjadi korban online scam ini dikurung dan tidak boleh pulang ke Tanah Air.
Menanggapi semakin banyaknya WNI korban online scam, pemerintah Indonesia gencar melakukan upaya penyelamatan dan pemulangan para korban.
Kasus ini bukan hanya masalah individu, melainkan bagian dari kejahatan transnasional yang melibatkan sindikat kejahatan, termasuk jaringan mafia Tiongkok. Korban yang menolak atau gagal mencapai target akan mendapat siksaan fisik dan mental.
Situasi politik dan keamanan yang tidak stabil di Myanmar, khususnya di wilayah konflik seperti Myawaddy dan Hpalu, semakin memperumit upaya penyelamatan. Kejahatan ini juga diduga melibatkan kelompok-kelompok etnis bersenjata yang memberikan perlindungan.
Modus Operandi Online Scam di Myanmar
Para korban biasanya didekati melalui tawaran pekerjaan yang sangat menarik di media sosial. Tawaran ini seringkali menampilkan gaji tinggi dan pekerjaan yang mudah, sehingga sangat menggoda, terutama bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan.
Setelah korban tertarik dan setuju, mereka akan diminta untuk datang ke Myanmar, seringkali melalui negara transit seperti Thailand. Setelah tiba di Myanmar, barulah mereka menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam skema penipuan.
Di Myanmar, para korban dipaksa untuk bekerja di pusat-pusat penipuan online. Mereka akan dipantau ketat dan dipaksa untuk mencapai target tertentu. Jika gagal, mereka akan menghadapi berbagai bentuk kekerasan, baik fisik maupun mental. Ponsel mereka sering disita untuk mencegah mereka menghubungi pihak luar dan meminta bantuan.
Aktivitas penipuan yang dilakukan para korban beragam, mulai dari penipuan asmara (romance scam), penipuan investasi, hingga berbagai jenis penipuan online lainnya.
Para korban dipaksa untuk melakukan aksi penipuan tersebut tanpa pilihan lain. Mereka menjadi bagian dari jaringan kejahatan transnasional yang terorganisir dengan sangat rapi.
Advertisement
Kemlu RI Selamatkan 400 WNI Korban Online Scam dari Myawaddy, Myanmar
Sementara itu, mengutip kanal Global Liputan6.com, Selasa (18/3/2025), sebanyak 400 WNI menjadi korban eksploitasi online scam di Myawaddy, Myanmar. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, para WNI ini berhasil dikeluarkan dari wilayah konflik tersebut, Senin, 17 Maret 2025.
Selanjutnya, ratusan WNI yang jadi korban eksploitasi online scam ini diseberangkan ke Kota Maesot di wilayah Thailand melalui 2nd Friendship Bridge.
Setelah melalui proses screening kesehatan dan National Referral Mechanism, para WNI berangkat melalui jalur darat selama sembilan jam menggunakan sembilan bis menuju Bandara Don Mueang Bangkok. Selanjutnya mereka akan diterbangkan dengan pesawat charter ke tanah air.
"Dari 400 WNI, masing-masing terdiri dari 313 laki laki dan 87 perempuan. Keseluruhan dalam kondisi sehat. Lima perempuan dalam kondisi hamil. Keseluruhan berasal dari 21 provinsi, di mana provinsi asal terbanyak adalah Sumatera Utara, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jakarta, dan Sulawesi Utara," demikian disampaikan Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha, Selasa (18/3).
"Tim Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri beserta KBRI Bangkok dan Yangon serta Hubinter Polri melakukan identifikasi, mengawal dan membersamai mereka sejak dari Myawaddy hingga ke tanah air."
Kelancaran proses penyeberangan WNI dari Myawaddy berkat koordinasi intensif dan dukungan penuh dari otoritas Thailand dan Myanmar.
Keseluruhan WNI dijadwalkan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada hari ini pukul 09.00 WIB.
"Sedangkan upaya tahap selanjutnya untuk menyeberangkan para WNI ke Maesot sekitar 154 akan dilakukan pada 18 Maret 2025 dan direncanakan tiba di Jakarta pada pagi hari tanggal 19 Maret 2025," ujar Judha.
Tips Hindari Jadi Korban Online Scam
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ratusan ribu orang telah diperdagangkan oleh geng kriminal dan dipaksa bekerja di pusat penipuan dan operasi daring ilegal di seluruh Asia Tenggara, dikutip dari laman Japan Today (24/2/2025).
Sebuah laporan PBB pada tahun 2023 memperkirakan bahwa operasi yang berkembang pesat tersebut menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.
Banyaknya keuntungan penjahat terorganisasi dari modus operandi online scam membuat modus kejahatan ini terus dilakukan, hingga kini korbannya mencapai ratusan orang WNI.
Agar tak jadi korban kejahatan online scam, terutama yang yang dipaksa kerja sebagai pelaku online scam:
1. Waspadai Tawaran Pekerjaan dari Medsos
Dalam penipuan lowongan pekerjaan, ketika kamu mendapati tawaran pekerjaan dengan iming-iming gaji besar di luar negeri, baik itu dari email atau media sosial, pastikan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut. Jangan mudah percaya pada lowongan pekerjaan dari media sosial terutama untuk bekerja di luar negeri.
2. Verifikasi Identitas Pengirim Lowongan
Selalu waspada akan email, panggilan telepon, atau pesan di media sosial, terutama yang mengaku dari perusahaan dan menawarkan pekerjaan. Cek identitas pengirim lowongan atau penawaran kerja.
Advertisement
3. Pastikan Cek Keaslian Lowongan Pekerjaan
Pastikan melakukan pengecekan keaslian lowongan pekerjaan, misalnya lakukan riset tentang perusahaan pemberi kerja. Apakah perusahaan itu terdaftar dan resmi. Kalau tidak, lebih baik abaikan lowongan pekerjaan.
4. Berhati-hati di Media Sosial
Pastikan selalu berhati-hati di media sosial, jangan terlalu mudah menambahkan teman yang tidak dikenal yang mungkin bisa menawarkan lowongan kerja bodong.
5. Jangan Terburu-buru Ambil Keputusan
Kalau kamu mendapatkan tawaran lowongan pekerjaan dan si pengirim lowongan menekan untuk segera ambil keputusan, jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk mengambil tawaran tersebut. Pastikan selalu mengecek keaslian pemberi kerja, perusahaan, jenis pekerjaan, dan sebagainya.
