Indonesia Kalah dari Vietnam di Sektor Industri Ini

Kondisi industri padat karya di Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Mar 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 17:30 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi industri padat karya di Indonesia masih kalah bersaing dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Salah satu negara yang industri padat karyanya lebih maju dibanding RI adalah Vietnam.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan, Vietnam punya nilai tambah di industri padat karyanya karena pasar ekspor negara tersebut lebih luas dibanding Indonesia. Contohnya untuk pasar tekstil dan produk tekstil, juga alas kaki.

"Pekerjaan rumah besar kita itu cuma dua, segera ikut Trans Pasific Partnership‎ (TPP) dan EU (European Union)," kata Franky di kantornya, Senin (21/3/2016).

Vietnam saat ini sudah menjadi anggota TPP, dengan begitu maka produk asal negaranya bisa masuk dan bersaing di pasar Amerika Serikat. Sementara produk asal Indonesia masih dikenakan beberapa pajak dan bea masuk yang cukup tinggi jika ingin masuk ke pasar AS.

Franky menambahkan, saat ini pasar industri alas kaki di dunia itu 40 persen berada di AS, dan 30 persen berada di Eropa. Maka dari itu, keanggotaan Indonesia ‎di dua kelompok perdagangan dunia tersebut menjadi hal sangat penting.

"Memang kita sendiri sebenanrya punya pasar yang besar, tapi kalau kita diskusi dengan mereka‎, mereka lebih memilih investasi di Vietnam, karena mereka sudah TPP, sementara Indonesia masih mempersiapkan hal itu," terang dia.

Diharapkan dengan masuknya Indonesia ke dalam dua organisasi perdagangan dunia itu mampu meningkatkan daya tarik investasi padat karya. Selain itu, semakin banyaknya investasi masuk ke sektor tersebut, maka mampu mengentaskan kemiskinan lebih cepat. (Yas/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya