Dukung Program 35 Ribu MW, Pelaut Kapal LNG Perlu Diperbanyak

Demi mengembalikan kejayaan maritim, Indonesia terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Apr 2016, 22:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2016, 22:30 WIB
Menteri Susi: Industri Galangan Kapal RI Sering Dilecehkan
Menteri Susi Pudjiastuti mengaku kerap mendapatkan omongan dari pengusaha asing yang meragukan kemampuan industri galangan kapal Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Demi mengembalikan kejayaan maritim, Indonesia terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kelautan. Ini dilakukan untuk mengimbangi peningkatan jumlah armada dan kompleksitas bisnis di laut.

Untuk itu, Indonesia yang diwakili oleh‎ MCS Internasional (anak usaha PT Humpuss Intermoda,Tbk)‎ menandatangani kerjasama fokus pengembangan kemampuan pelaut di bidang Mini LNG dengan sekolah kepelautan ternama di dunia STC Rotterdam ‎.

"LNG sebagai alternatif bahan bakar atas minyak diperlukan untuk merealisasikan rencana pembangunan 35.000 Megawatt di bawah Pemerintahan Jokowi memang membutuh banyak tenaga pelaut," kata Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto dalam keterangannya, Minggu (24/4/2016).

Ia juga menambahkan, MCS International juga bermaksud menyiapkan tenaga-tenaga kerja terampil bersertifikasi Internasional di bidang angkutan Minyak, Gas. Selain itu juga untuk operasi lepas pantai.

Dalam kesempatan ini Carmelita menyatakan, Indonesia membutuhkan puluhan ribu pelaut handal yang bisa mendukung program tol laut pemerintah dan juga meningkatkan keterampilan pelaut-pelaut yang ada agar bisa meraih klasifikasi tingkat Uni Eropa dan IMO (International Maritime Organization).

"Indonesia juga membutuhkan tidak saja 1-2 sekolah pelaut yang bagus seperti MCSI-STC, maka kerjasama ini satu hal yang perlu ditingkatkan," tambah Carmelita.

Dikatakan Carmelita, INSA sangat mendorong anggota-anggotanya untuk juga bekerjasama dengan mitra di luar negeri, seperti Asia dan Amerika untuk mencetak pelaut nasional, agar lebih mudah memasuki pasar Amerika dan Asia setelah memiliki kualifikasi yang ditetapkan oleh pengguna di negara tersebut.‎ (Yas/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya