Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencetak kenaikan laba bersih 73,7 persen menjadi Rp 444 miliar pada kuartal I 2016 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp 256 miliar. Kenaikan laba bersih tersebut terdorong oleh meningkatnya Pendapatan Bunga Bersih, pertumbuhan pendapatan non bunga yang lebih baik, upaya pengelolaan biaya secara berkesinambungan dan pencapaian kinerja perbankan Syariah.
Pendapatan Bunga Bersih (NII) Maybank Indonesia tumbuh 8,8 persen menjadi Rp 1,73 triliun per 31 Maret 2016 dari Rp 1,59 triliun dibanding periode tahun lalu, sementara Marjin Bunga Bersih (NIM) Bank tetap stabil pada 4,8 persen. Kenaikan NII didorong oleh kedisiplinan Bank dalam penetapan bunga pinjaman dan pengelolaan pendanaan secara aktif.
Maybank Indonesia mencatat kenaikan sebesar 10,7 persen pada pendapatan non bunga menjadi Rp 687 miliar pada Maret 2016 dari Rp 621 miliar pada Maret 2015. Kenaikan pendapatan non bunga diperoleh darifee terkait dengantresuri,feebancasurrance Bank, administrasi pinjaman dan ritel, serta jasa lain yang diberikan Bank.
Baca Juga
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria menjelaskan, perusahaan telah memulai tahun ini dengan hasil yang menggembirakan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan dan kami berharap lebih lanjut dapat mencapai pertumbuhan dan peningkatan kinerja sepanjang tahun finansial 2016.
“Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus menunjukkan kinerja yang baik dan tetap menjadi sumber pendapatan utama. Untuk mempercepat pertumbuhan dan memenangkan persaingan, kami telah mengambil keputusan strategis untuk menggabungkan Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel menjadi satu direktorat yang terintegrasi dan disebut Community Financial Services (CFS)," jelasnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (27/4/2016).
Ia melanjutkan, Maybank Indonesia terus mengelola biaya dengan baik melalui pelaksanaan Strategic Cost Management Program (SCMP) secara berkesinambungan dalam tiga bulan pertama 2016 seperti tercermin dari penurunan biaya overhead sebesar 0,8 persen menjadi Rp 1,44 triliun pada Maret 2016.
Upaya pengelolaan biaya Bank yang lebih baik telah memperbaiki cost-to-income ratio (CIR) yang turun menjadi 59,8 persen pada Maret 2016 dari 65,8 persen pada Maret 2015.
Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 4,8 persen pada kuartal pertama 2016 dari Rp 107,6 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp 112,9 triliun pada Maret 2016. Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus membukukan pertumbuhan kredit yang kuat, sementara Perbankan Global baru-baru ini telah mulai membangun momentum pertumbuhan kembali setelah melakukan re-profiling dan re-aligning portofolio korporasi Bank.
Kredit Perbankan Bisnis mencatat kenaikan 11,3 persen dari Rp 41,6 triliun menjadi Rp 46,3 triliun dan kredit Perbankan Ritel meningkat sebesar 6,8 persen dari Rp 42,1 triliun menjadi Rp 45,0 triliun.
Kredit Perbankan Global turun 9,8 persen secara tahunan dari Rp 23,9 triliun menjadi Rp 21,6 triliun. Meskipun demikian, secara kuartalan, kredit Perbankan Global tumbuh 0,5 persen dibanding kuartal sebelumnya. Kredit Perbankan Bisnis menyumbang 41 persen dari total kredit perseroan, sementara kredit Perbankan Ritel dan Perbankan Global masing-masing memberikan kontribusi sebesar 40 persen dan 19 persen. (Gdn/Ndw)