Menkeu Bambang: Ekonomi RI dalam Keadaan Baik

Risiko yang harus diantisipasi diantaranya penurunan pertumbuhan kredit, pada semester I 2016 dibandingkan periode sebelumnya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Mei 2016, 14:40 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2016, 14:40 WIB
20151020-Bambang Brojonegoro
Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro saat melakukanketerangan pers terkait penyelundupan 270kg sabu, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Liputan6.com, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan bahwa perekonomian nasional tidak terlalu terganggu kondisi eksternal. Namun perlu kewaspadaan karena kondisi eksternal belum stabil. 

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro ‎menyatakan, dalam tiga bulan terakhir perekonomian Indonesia berada dalam kondisi baik. Meskipun dalam kondisi baik, pemerintah tetap waspada dan terus mengantisipasi hal tidak diinginkan.

Bambang mengatakan,‎berdasarkan penelusuran dan pengamatan yang dilakukan oleh empat lembaga anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada indikator perekonomian dalam tiga bulan terakhir, mendapat hasil kondisi yang baik dan terkendali.

"Kami sudah lakukan assessment terhadap kondisi stabilitas sistem keuangan dalam tiga bulan terakhir dan intinya baik terkendali dari sisi fiskal dan moneter, pengawasan sektor keuangan dan dari penjaminan simpanan," kata Bambang, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (13/5/2016).

‎Menurut Bambang, hal tersebut didukung oleh meredanya ketidakpastian perekonomian global dan perkembangan ekonomi domestik yang positif. Meski begitu, kewaspadaan terhadap faktor eksternal dan risiko internal yang kemungkinan muncul tetap dilakukan.

"Selain kondisi relatif baik kita tetap waspadai faktor eksternal risiko internal yang muncul," ungkap Bambang.

Ketua Dewan Komisaris OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan, risiko yang harus diantisipasi diantaranya penurunan pertumbuhan kredit, pada semester I 2016 dibandingkan periode sebelumnya. Meski begitu, dirinya optimistis akan mengalami kenaikan pada kuartal II hingga IV 2016.

"Ini bagian perhatian, karena kami terus fokus sesuai rencana bank-bank. Bank tidak berubah targetnya 2016 itu 13 persen di RBB. turunnya kredit karena cycle pola seperti ini rendah, tapi pasti ada recovery yang diperkirakan meningkat tahun ini," tutup Muliaman. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya