Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman sembilan proyek investasi dengan para investor asal Korea Selatan. Penandatangan tersebut dilakukan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Negeri Gingseng tersebut.
Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani mengatakan, Kadin telah berkomitmen untuk terus melakukan upaya konkret dalam mendorong investasi di Indonesia, termasuk dari Korea Selatan.
“Korea Selatan merupakan mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. Telah ada penandatanganan Nota Kesepahaman antara pelaku usaha Indonesia dengan Korea Selatan yang berlangsung dalam acara Business Forum," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (16/5/2016).
Rosan mengungkapkan, kerja sama tersebut mencakup beberapa sektor, diantaranya sektor kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitian pengembangan energi dan mineral untuk energi bersih.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyatakan, nilai investasi dari sembilan proyek investasi yang ditandatangani tersebut US$Â 18 miliar. Angka ini diharapkan terus tumbuh seiring dengan kemudahan investasi yang diterapkan oleh pemerintah.
“Investasi sebesar US$ 18 miliar dengan sejumlah pelaku usaha Korea Selatan merupakan komitmen konkret Kadin untuk terus mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Hal serupa juga sudah dilakukan sebelumnya antara pelaku usaha Indonesia dengan Eropa. Ini yang akan kita dorong terus guna meningkatkan kemitraan strategis dengan sejumlah negara dan dalam hal ini dengan Korea Selatan," kata Shinta.
Sembilan proyek kerja Sama Indonesia-Korea Selatan
Sembilan proyek kerja sama Indonesia-Korea Selatan tersebut antara lain:
1. Lotte Chemical, industri petrokimia hulu (integrated naphta cracker project) dengan perkiraan nilai investasi lebih dari US$ 4 miliar.
2. Kogas, infrastruktur gas, LNG storage dan DME dengan komitmen investasi sebesar US$ 10 miliar. MOU dengan Perusahaan Daerah yaitu PDPE (Perusahaan Daerah dan Pertambangan Energy) untuk tambahan proyek pembangunan gas 43 km dari Tanjung Api-Api ke Pulau Bangka dengan perkiraan nilai investasi US$ 600 juta.
3. CJ Group: rencana investasi dalam 5 tahun ke depan senilai US$ 2,1 miliar diberbagai industri dan creative industri.
4. Komipo, Samtan, PT Indika Energy dan Marubeni (konsorsium), untuk ekspansi ketiga di Cirebon 660 MW dengan nilai investasi US$ 1,27 miliar.
5. Komipo, Posco Engineering dan PT Sulindo Putra Timur, untuk proyek : 50 MW Hydropower plant di Luwu Timur, Sulewesi Tenggara dengan nilai investasi US$ 230 juta.
6. Komipo, dan PT Mega Bali Energi untuk proyek Waste To Energy di Kota Bali dengan nilai investasi US$ 140 juta.Â
7. Daewoong Infion, rencana investasi dibidang industri bahan baku bio famasi dan pembangunan R&D Center dengan nilai investasi US$ 100 juta.
8. KORBI dan PT Coffindo, komitmen investasi di bidang solar energi di Medan, Sumatera Utara dengan perkiraan nilai investasi US$ 100 juta.
9. Parkland, komitmen investasi untuk industri pabrik sepatu di Jepara dengan tambahan nilai investasi US$ 83,5 juta dan akan merekrut tenaga kerja 20 ribu orang.‎
Sebagai informasi, Data BKPM menyebutkan pada kuartal I 2016 Korea Selatan berada di peringkat ke enam dari daftar asal investasi ke Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 188 juta dolar, terdiri dari 435 proyek dan menyerap 28.349 tenaga kerja. Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar, tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.‎
Advertisement