Kemenkeu Tambah Penerbitan SBN Jadi Rp 600 Triliun

Langkah ini guna mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Mei 2016, 21:10 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2016, 21:10 WIB
Tingkat Utang RI Paling Rendah di Asia
Dari hasil riset HSBC menyebutkan, Singapura menjadi negara dengan tingkat utang tertinggi, yaitu mencapai 450 persen terhadap PDB.
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan berencana menambah alokasi penerbitan pembiayaan untuk Surat Berharga Negara (SBN) gross tahun 2016 menjadi Rp 600 triliun. Sebelumnya, target penerbitan SBN gross sebesar Rp 556 triliun.
 
Langkah ini guna mengamankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016. 
 
Direktur Strategi dan Portofolio Utang DJPPR Schneider Siahaan mengungkapkan, penambahan alokasi SBN ini akan diajukan dalam pembahasan APBN-P 2016 dengan DPR RI. 
"Revisi ya penerbitan SBN jadi Rp 600-an triliun. Itu penerbitan SBN gross," tegasnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/5/2016). 
 
Utang tersebut, kata Schneider, berasal dari kenaikan penerbitan SBN sekitar lebih dari Rp 46 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 19 triliun.  "Penerbitan SBN Rp 46-an triliun. Sedangkan sisanya dari SAL," terangnya. 
 
Diakui Schneider, realisasi penerbitan SBN sampai dengan 19 Mei 2016 sebesar Rp 326 triliun atau 56 persen dari total target penerbitan SBN. "Sudah tercapai penerbitan SBN 56 persen atau Rp 326 triliun hingga 19 Mei ini," papar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya