Pembeli SBN Ritel Paling Banyak Milenial dan Perempuan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut instrumen surat berharga negara (SBN) ritel saat ini sudah bisa dibeli secara digital. Adapun konsumennya mayoritas dari kalangan perempuan dan generasi milenial.
Banyaknya perempuan yang membeli SBN dari pemerintah menunjukkan mereka semakin cerdas dalam menginvestasikan hartanya.
"Perempuan itu trustworthy dan mereka juga savvy investor, mereka juga cerdas dalam menginvestasikan termasuk membeli surat berharga," kata Sri Mulyani dalam Leaders Talk, Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali Senin (11/7/2022).
Generasi milenial juga sekarang banyak yang membeli SBN ritel. Tingginya minat tersebut tak lain karena SBN ritel bisa diakses melalui aplikasi.
"Waktu kita meng-issue surat berharga negara kita sekarang juga melakukan SBN ritel itu digital juga, sehingga bisa reach kepada Kelompok milenial," kata dia.
Dia pun mengapresiasi kalangan perempuan dan milenial yang dinilai lebih baik dalam mengelola keuangan.
"Mohon maaf bapak-bapak saya tidak sebut ya jadi milenial dan ibu-ibu itu memang yang hebat maksudnya pembelian SBN Mbak, dengarkan bapak-bapak," katanya sambil bergurau.
Minat Asing di Lelang SUN Mulai Naik
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengungkapkan minat investor lelang Surat Utang Negara (SUN) membaik di tengah sikap wait and see investor.
Dikutip dari Antara, Selasa (19/7/2022), perbaikan tersebut tercermin dari meningkatnya penawaran masuk dari lelang sebelumnya sebesar Rp25,98 triliun menjadi Rp29,46 triliun, yang secara bid to cover ratio alias rasio penawaran yang masuk terhadap nilai yang dimenangkan meningkat menjadi 2,48 kali dibanding sebelumnya 1,88 kali.
Dia menyebutkan pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp11,87 triliun dari lelang kali ini, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.
Adapun kondisi pasar keuangan domestik saat ini diwarnai sikap wait and see investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pekan ini, serta keputusan dalam pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed di akhir Juli 2022.
Meningkatnya inflasi AS di bulan Juni pada level 9,1 persen merupakan level tertinggi sejak November 1981, sehingga mendorong kekhawatiran investor bahwa Otoritas Moneter AS akan lebih agresif untuk melakukan pengetatan kebijakan moneternya.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)
Berita Terbaru
Mengenal Nauru Negara Tanpa Ibu Kota Resmi dan Fakta Uniknya
Mengenal Ciri-ciri Angin Duduk: Gejala, Penyebab, dan Penanganan
Lapis Legit Medan: Lebih dari Sekadar Kue, Sebuah Kehangatan
Intermittent Fasting: Rahasia Ampuh Turunkan Kolesterol, Stabilkan Gula Darah, dan Kendalikan Tekanan Darah
Ciri-ciri Planet Jupiter: Fakta Menarik Raksasa Gas Tata Surya
Cek Kesehatan Gratis, Ada Puskesmas yang Layani Lebih dari 30 Pasien dalam Sehari
Raja Abdullah II Usai Bertemu Trump: Yordania Tegas Menentang Relokasi Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat
Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Beragam usai Pernyataan Ketua The Fed
Kebijakan Zero Tolerance Banyak Diterapkan Negara Maju, Bagaimana dengan Indonesia?
Utang Sholat 15 Tahun, Bisakah Diqadha? Ini Penjelasan Buya Yahya
Puan Maharani Berdoa untuk Bangsa dan Negara Saat Umrah Bersama Megawati
Kode Redeem EA FC Mobile Terkini 12 Februari 2025, Jangan Lupa Diklaim!