PLN Khawatir Pasokan Gas Kian Menipis

PT PLN (Persero) ‎mengkhawatirkan pasokan gas untuk bahan bakar pembangkitnya yang kian menipis

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Mei 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2016, 09:00 WIB
20160316-PLN-Listrik-HA
Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di kawasan Pondok Ranji, Tangerang Selatan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) ‎mengkhawatirkan pasokan gas untuk bahan bakar pembangkitnya yang kian menipis. Karena di sisi lain, kebutuhan bahan baku gas untuk pembangkit terus meningkat.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur & Bali PLN Amin Subekti‎ mengatakan, mulai tahun depan PLN diprediksi mengalami kekurangan pasokan gas sebanyak 118 BBTUD dan pada 2019 meningkat menjadi 1100 BBTUD.

"Situasi saat ini adalah masih secured, tetapi mulai tahun depan itu mulai defisit gas," kata Amin, seperti yang dikutip di Jakarta, Jumat (27/5/2016).

‎Amin mengungkapkan, ‎kekurangan pasokan gas terjadi pada sebagian besar pembangkit yang terletak di wilayah Jawa bagian barat, Jawa bagian Timur dan Bali. Hal tersebut membuat PLN khawatir pada keberlangsungan pasokan listrik jika pembangkit tersebut tidak dapat pasokan gas untuk bahan bakar pemutar turbin.

"Itu menggambarkan beberapa hal yang menjadi challenge," tegas Amin.

‎Amin mengungkapkan, ada tiga tantangan yang dihadapi PLN saat ini. Pertama sisi kondisi pasokan gas yang masa kontaknya akan habis. Kontrak Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dalam mengelola lapangan gas yang memasok PLN juga akan habis.

"Sebagian dari yang kita kontrak periode Production Sharing Contracc (PSC) akan berakhir dalam waktu dekat. Kami berkontrak di Sumatera Selatan, Sulawesi yang psc-nya sudah hampir berakhir. Kalau ini kurang ini akan sulit," terang Amin.

‎Amin melanjutkan,tantang berikutnya adalah mendapatkan alokasi gas yang cukup. Sedangkan tantangan ketiga adalah terkait dengan harga dan infrastruktur penyaluran gas yang belum memadai.

‎Menurut Amin, ke depan kebutuhan gas untuk sektor kelistrikan terus meningkat dengan adanya program kelistrikan 35 ribu MW yang 13 MW nya berasal dari pembangkit yang menggunakan sumber energi gas, dan porsi gas dalam bauran energi ‎sebanyak 25 persen.

"Program 35 ribu MW, dan kalau diperhatikan komposisinya adalah gas itu sebesar 13 ribu MW. jadi porsi demand terhadap gas dalam program 35 ribu MW sangat dominan mewakili 35 persen dari total kebutuhan 35 ribu MW," tutup Amin.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya