Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti PT PP Properti Tbk (PPRO) menargetkan bisa miliki aset sekitar Rp 12,4 triliun pada 2019, atau meroket lebih dari dua kali lipat dibandingkan posisi aset pada 2015 sebesar Rp 5,3 triliun. Pertumbuhan aset tersebut ditopang terus bertambahnya proyek-proyek baru yang dikembangkan perseroan.
Sejumlah proyek yang sedang dan akan dikembangkan PP Properti antara lain, Payon Amartha Semarang, Amartha View Semarang, Pavillion Permata 2 Surabaya, Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Grand Dharmahusada Lagoon, Gunung Putri Square Bogor, The Ayoma Apartement Serpong, serta dua proyek joint venture di kawasan Industri Jababeka dan Sentul City.
"Seluruh proyek-proyek tersebut telah mulai dikerjakan sejak 2015, sedangkan dua proyekjointventure diJababeka danSentulCity akan mulai kami bangun pada 2017," ungkap Direktur Utama PP Properti, Taufik Hidayat yang ditulis Liputan6.com, Jumat (3/6/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, proyek Amartha View Semarang, Grand Kamala Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, dan Grand Dharmahusada Lagoon merupakan proyek jangka panjang yang diharapkan menjadi penopang kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Seiring dengan bertambahnya proyek yang dikembangkan, PP Properti menargetkan dapat mendongkrak pendapatan hingga 200 persen pada 2019 menjadi Rp 4,5 triliun, dari posisi pada 2015 sebesar Rp 1,5 triliun.
Sementara itu, dari sisi pemasaran, perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham PPRO ini mematok Rp 5,5 triliun pada tahun 2019. Target tersebut mengindikasikan pertumbuhan sekitar 189 persen dibandingkan pada 2015 sebesar Rp 1,9 triliun.
Terbitkan Obligasi
Sementara untuk menopang belanja modal tahun ini, PP Properti berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar pada akhir Juni tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal tahun 2016 yang akan dipakai untuk melanjutkan ekspansi megaproyek-megaproyek milik perseroan. Pada tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp 1,2 triliun.
Secara lebih rinci, Taufik menjelaskan sekitar Rp 600 miliar dari belanja modal pada tahun ini akan digunakan untuk menambah cadangan lahan baru.
Menurut dia, penambahan lahan ini penting dilakukan untuk mendukung pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan di masa akan datang, melalui pembangunan proyek-proyek terbaru baik itu residensial maupun produk properti lainnya.
Lembaga pemeringkat perusahaan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idA- bagi PP Properti dengan outlook stabil. Hal ini mengindikasikan PP Properti memiliki posisi yang kuat dengan dukungan dari induk usaha PT PP (Persero) Tbk.
Perusahaan ini juga dinilai memiliki aset berkualitas serta lokasi proyek yang strategis dan terdiversifikasi.