Menkeu Beberkan 3 Hal yang Pengaruhi Ekonomi RI di 2016

‎Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan pada 2016 ini, ekonomi Indonesia masih harus mewaspadai sejumlah tantangan ekonomi global

oleh Septian Deny diperbarui 06 Jun 2016, 13:17 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 13:17 WIB
20151103-Menkeu Beberkan APBN 2016
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro saat memberikan keterengan pers di Gedung Pajak, Jakarta, Selasa (3/11/2015). Dalam keterangan tersebut Menkeu menjelaskan perincian APBN 2016 yang telah disahkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan pada 2016 ini, ekonomi Indonesia masih harus mewaspadai sejumlah tantangan ekonomi global. Setidaknya ada tiga resiko ekonomi global yang harus diwaspadai oleh Indonesia.

"Bicara tantangan ekonomi di 2016, ada tiga resiko global yang diwaspadai," ujar dia di Jakarta, Senin (6/6/2016).

Bambang memaparkan, resiko ekonomi global yang‎ akan berdampak langsung kepada Indonesia yaitu melambatnya perekonomian Tiongkok yang diprediksi hanya mampu tumbuh maksimal 7 persen. Hal ini berpengaruh terhadap Indonesia karena selama Tiongkok merupakan mitra dagang yang sangat penting.

"Karena Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia terutama ekspor komoditas. Perlambatan ini akan membuat permintaan komoditas mentah kita melemah dan berpengaruh ke negara lain juga," kata dia.

‎Resiko global kedua yaitu masih rendahnya harga komoditas di pasar global. Hal ini dinilai mengganggu kinerja ekspor Indonesia yang masih mengandalkan komoditas mentah.

"Resiko lain yaitu masih lemahnya harga komoditas. Ini akan berlangsung dalam waktu yang tidak sebentar dan mencakup hampir ke semua komoditas, dan juga harga minyak bumi yang membuat harga komoditas lain sulit bergerak," ungkap dia.

Sedangkan resiko ‎ketiga yaitu soal arus modal yang masuk ke Indonesia. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan akan kembali menaikan tingkat suku bunganya pada tahun ini.

"Apakah menaikkan 1 kali atau 2 kali. Ini akan berpengaruh pada arus modal ke negara emerging, termasuk Indonesia," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya