Ini Bedanya Rumah Potong Hewan di Australia dan Indonesia

Menteri Perdagangan Thomas Lembong ingin rumah pemotongan hewan (RPH) di Indonesia mencontoh RPH di Australia

oleh Septian Deny diperbarui 18 Jun 2016, 20:41 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2016, 20:41 WIB
Sapi Pun Ogah Jatuh ke Lubang yang Sama
Sapi saja belajar dari pengalaman pahit sebelumnya. Lalu bagaimana dengan kamu?

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Lembong ingin rumah pemotongan hewan (RPH) di Indonesia mencontoh RPH di Australia. Pasalnya, RPH di Negeri Kanguru tersebut sangat efisien lantaran telah menerapkan teknologi canggih.

Thomas mengatakan‎ RPH di Australia tidak seperti tempat pemotongan sapi pada umumnya, melainkan sudah seperti pabrik yang dilengkapi dengan mesin-mesin canggih yang mempercepat proses pemotongan.

‎"RPH di Australia sudah seperti pabrik dengan mesin yang canggih dan efisiensi. Jadi RPH di sana sudah seperti industri," ujar dia di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Dengan menggunakan mesin, dalam puluhan sapi bisa dipotong hanya dalam waktu satu jam. Sedangkan di Indonesia karena dikerjakan oleh tenaga manusia, satu jam hanya bisa untuk memotong seekor sapi.

"Jadi pemotongannya sangat cepat, kita hanya satu karkas per jam. Di sana proses peternakan sapi sudah diindustrialisasikan, kalau kita seperti IKM (industri kecil menengah) jadi perlu investasi, ‎perlu tata kelola yang lebih canggih," kata dia.

Selain soal RPH, Thomas juga ingin masyarakat Indonesia mencontoh pola konsumsi daging di negara maju seperti Jerman. Di negara tersebut, daging yang dikonsumsi masyarakatnya adalah daging beku‎. Sedangkan masyarakat Indonesia lebih banyak bergantung pada daging segar.

"Kalau kita ke Jerman, tidak mungkin ada daging segar yang digantung di suhu ruangan, pasti dibekukan pada suhu kulkas. Karena di negara maju paling higienis. Karena kuman tidak bisa hidup di suhu beku. Dan kalau daging beku itu logistiknya lebih mudah diatur‎," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya