Pameran Panas Bumi Bahas Target Listrik 7 Ribu MW

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pameran panas bumi Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Agu 2016, 11:42 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 11:42 WIB
20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Suasana pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3/2016). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi baru terbarukan yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka pameran panas bumi Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016, dalam pameran tersebut akan membahas pencapaian target listrik dari panas bumi sebesar 7 ribu Mega Watt (MW) pada 2025.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Abadi Poernomo mengatakan, pameran kali ini mengusung tema Innovative Breakthrough to Achieve 7000 MW Geothermal Development by 2025. Dalam pameran ini menekankan perlunya inovasi berbagai bidang dalam pengembangan Panas bumi demi mencapai target 7 ribu MW pada 2025.

Target ini merupakan target yang ambisius, karena hingga saat ini total kapasitas Panas bumi baru mencapai 1.493,5 MW. Artinya masih ada kekurangan sebesar 5.500 MW yang harus didapatkan dalam kurun waktu 10 tahun (atau 550 MW per tahun).

"Tentu saja target yang besar ini memerlukan investasi yang sangat besar, yaitu US$ 5 juta per MW," kata Abadi, dalam acara tersebut, di Jakarta Convention Center, Rabu (10/8/2016).

Abadi menambahkan, untuk mendatangkan investasi yang luar biasa dibutuhkan beberapa hal, yang pertama, tarif listrik yang menarik bagi pengembang panas bumi, kedua adanya jaminan pembelian listrik dari PT PLN (Persero) sebagai off taker dan ketiga kepastian hukum antara lain dengan tidak diterbitkannya peraturan perundangan baru yang membebani keekonomian proyek.

Abadi  menambahkan, eksplorasi adalah kegiatan kunci da|am rantai bisnis panas bumi, API yakin Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Tidak Langsung (In Direct Use) pengganti Peraturan Pemerintah 59 Tahun 2007 yang segera terbit akan lebih mendorong investor untuk melakukan pengeboran eksplorasi.

Abadi juga menyampaikan, saat ini PLN juga telah menunjukkan komitmen untuk merealisasikan target yang ditetapkan pemerintah melalui pembelian listrik sesuai dengan tarif yang diatur oleh pemerintah. API telah dan akan terus bekerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan energi Panasbumi di Indonesia demi kesejahteraan masyarakat.

Pameran panas bumi ini berlangsung pada tanggal 10-12 Agustus 2016 ini, merupakan agenda resmi Asosiasi Panasbumi 'Indonesia (API) sekaligus merupakan forum Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-16.

Berbagai rangkaian kegiatan diselenggarakan pada acara ini antara lain convention, exhibition, technical paper presentation, field trip, writing competition, hingga photo competition.

Acara pembukaan dilanjutkan dengan press conference yang dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana, Ketua API Abadi Poernomo dan dan Ketua IIGCE 2016, Heribertus Dwiyudha. (Pew/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya