JK: Gini Rasio Turun, Pemerintah Terus Gelontorkan Subsidi

Jika dilihat sejak 2010 lalu, tingkat gini rasio ini mengalami fluktuasi pada periode 2010-2014.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 19 Agu 2016, 17:43 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2016, 17:43 WIB
20160510-JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) ‎merilis data kesenjangan pendapatan (gini ratio) penduduk Indonesia periode Maret 2016 yakni 0,397. Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin meskipun kesenjangan pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya, pemerintah tetap berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat.

"Ini tentu upaya yang telah kami laksanakan. Namun kami tetap memberi bantuan-bantuan kepada golongan yang kurang mampu, baik raskin, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, KUR, tentu ada hasilnya juga kan," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Berbagai bantuan dari pemerintah kepada masyarakat kurang mampu diharapkan bisa menekan angka gini rasio semakin kecil. Pemerintah sedang berupaya meningkatkan pendapatan khususnya warga kurang mampu. Terutama menjaga harga bahan pangan tetap stabil.

"Artinya masih dibutuhkan suatu upaya untuk mengangkat yang di bawah tanpa menurunkan yang di atas, tapi mengangkat yang di bawah," jelas JK.

Untuk diketahui, BPS ‎merilis data kesenjangan pendapatan (gini ratio) penduduk Indonesia periode Maret 2016. Pada ‎bulan ke-3 tersebut, tingkat gini ratio Indonesia sebesar 0,397. Kepala BPS Suryamin mengatakan, angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Maret 2015, tercatat tingkat gini ratio mencapai 0,‎402.

"Pada Maret 2015 tingkat gini ratio sebesar ‎0,39. Ini turun ‎dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 0,408, dan pada September 2015 sebesar 0,402.‎ Artinya ada perbaikan pemerataan pendapatan pada periode Maret 2015-Maret 2016‎," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (19/8/2016).

Suryamin menyatakan, jika dilihat sejak 2010 lalu, tingkat gini rasio ini mengalami fluktuasi pada periode 2010-2014. Namun mulai September 2014 mulai menunjukkan penurunan tingkat gini rasio.

"Pada 2010-2014 berfluktuasi. Tapi mulai September 2014 ada kecenderungan menurun, berarti ada perbaikan pendapatan di sini," kata dia.

Suryamin mengungkapkan, ‎perhitungan gini ratio ini dihitung berdasarkan kurva lorenz. Gini ratio ini menunjukkan pemerataan pendapatan penduduk Indonesia yang diukur dengan pengeluarannya. (Ahmad/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya