Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kesenjangan pendapatan (gini ratio) penduduk Indonesia periode Maret 2016. Pada bulan ke-3 tersebut, tingkat gini ratio Indonesia sebesar 0,397.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Maret 2015, tercatat tingkat gini ratio mencapai 0,402.
"Pada Maret 2015 tingkat gini ratio sebesar 0,39. Ini turun dibandingkan Maret 2015 yang sebesar 0,408, dan pada September 2015 sebesar 0,402. Artinya ada perbaikan pemerataan pendapatan pada periode Maret 2015-Maret 2016," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Advertisement
Suryamin menyatakan, jika dilihat sejak 2010 lalu, tingkat gini rasio ini mengalami fluktuasi pada periode 2010-2014. Namun mulai September 2014 mulai menunjukkan penurunan tingkat gini rasio.
"Pada 2010-2014 berfluktuasi. Tapi mulai September 2014 ada kecenderungan menurun, berarti ada perbaikan pendapatan di sini," kata dia.
Suryamin mengungkapkan, perhitungan gini ratio ini dihitung berdasarkan kurva lorenz. Gini ratio ini menunjukkan pemerataan pendapatan penduduk Indonesia yang diukur dengan pengeluarannya.
"Makin tinggi gini ratio, makin timpang pendapatan yang diukur dengan pengeluaran. Kita acu sampai penentuan basis data terpadu," tandas dia.