FAO: Produksi Turun Bikin Harga Susu Melonjak 14 Persen

Harga susu melonjak 14 persen sejak November 2009.

oleh Vina A Muliana diperbarui 07 Okt 2016, 12:16 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2016, 12:16 WIB
Ilustrasi sapi penghasil susu
Ilustrasi sapi penghasil susu (Victoria)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan tertinggi harga susu selama tujuh tahun terakhir mendorong peningkatan harga pangan dunia. Data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperlihatkan indeks harga pangan naik 2,9 persen pada September.

Melansir Bloomberg, Jumat (7/10/2016), harga susu melonjak 14 persen sejak November 2009. Selain itu, indeks harga gula juga meningkat 6,7 persen.

"Peningkatan harga ini diakibatkan ekspektasi penurunan produksi susu di Uni Eropa dan pasokan produksi di Oceania. Hal ini akhirnya mengakibatkan ketersediaan ketat untuk ekspor, menyusul pasokan berlebih dari dua tahun sebelumnya," tulis laporan tersebut.

Semua harga pangan berbahan dasar susu dilaporkan meningkat terutama margarin. Harga gula juga melonjak, naik 6,7 persen karena cuaca buruk di Brasil, produsen gula terkemuka di dunia.

Sementara itu, harga untuk lemak dan minyak meningkat 2,9 persen. Laporan FAO memperlihatkan peningkatan harga dari 73 bahan pangan berbeda. Bahkan indeks keseluruhan sekarang lebih tinggi 10 persen dibandingkan satu tahun yang lalu.

Walau begitu, laporan Food Outlook milik FAO memperkirakan harga akan tetap seimbang selama setahun mendatang. Produksi pertanian juga diprediksi tetap stabil. (Vna/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya