Butuh Kajian 3 Bulan untuk Hidupkan Jalur Kereta Yogya-Magelang

Pemerintah akan melakukan studi untuk menghidupkan kembali jalur kereta Yogyakarta-Magelang.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 09 Nov 2016, 11:58 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 11:58 WIB
Kereta Wisata
KAI memiliki 12 kereta wisata yang terdiri dari tujuh tipe yang bisa menjadi alternatif bagi pemudik yang kehabisan tiket kereta reguler.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan melakukan studi untuk menghidupkan kembali jalur kereta Yogyakarta-Magelang. Pemerintah ingin menghidupkan jalur tersebut untuk mendukung pariwisata Candi Borobudur.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan melakukan kajian yang intinya menentukan apakah akan menggunakan rute yang sudah ada atau memakai rute baru. Dia bilang, kajian tersebut akan dilakukan dalam tempo 2-3 bulan ini.

"Sekarang kita akan research ada 2-3 bulan ini, mungkin ada pra studi," kata dia di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (9/11/2016).

Budi Karya menerangkan, reaktivasi rute lama menguntungkan karena rel-rel telah ada dan merupakan milik pemerintah.

"Kan kalau kita bisa melakukan reaktivasi bagus sekali, karena praktis kepemilikan rel-relnya milik pemerintah. Selain kepemilikan juga rute-rute ini sudah terbukti handal," jelas dia.

Namun, reaktivasi juga menimbulkan risiko. Pasalnya, jalur tersebut berhadapan dengan banyaknya persimpangan, hunian, dan lain-lainnya.

"Tetapi tidak bisa tampik bahwasanya reaktivasi berhadapan dengan realitas sekarang apa. Bahwasanya sudah banyak jalan, banyak rumah, banyak jembatan, kita harus hitung ongkos sosial, ongkos teknis dan ongkos rupiah," ungkap dia.

Oleh karena itu, dia bilang pemerintah juga bakal mengambil opsi lain seperti membuat rute baru untuk jalur tersebut.

"Sejauh ongkos sosial, ongkos teknik dan rupiah bisa berjalan dengan baik ya kita laksanakan. Kalau ongkos mahal berpikir pada alternatif lain," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya