3.700 Sapi Indukan Asal Australia Tiba di Jawa Timur

Ribuan sapi indukan asal Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 25 Desember 2016.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Des 2016, 17:36 WIB
Diterbitkan 25 Des 2016, 17:36 WIB
Ribuan sapi indukan asal Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 25 Desember 2016. (Foto: Humas Kementan)
Ribuan sapi indukan asal Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 25 Desember 2016. (Foto: Humas Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita menyambut baik pemasukan sapi indukan impor asal Australia ke Jawa Timur (Jatim) yang dilakukan PT Japfa melalui PT Santori.

Sapi indukan impor tersebut sebanyak 3.700 ekor, pelepasannya dilakukan pada 21 Desember 2016 oleh Konjen Darwin dan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak pada 25 Desember 2016.

Ketut mengatakan pemasukan sapi indukan ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi indukan dalam negeri guna mempercepat pencapaian swasembada daging sapi yang ditargetkan 2026. Dengan begitu hal ini akan mendorong pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.

"Kami menyambut positif inisiatif impor sapi indukan yang dilakukan oleh Japfa melalui Santori. Apa yang dilakukan Japfa sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi di tanah air untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. ” katanya usai menyambut kedatangan sapi indukan impor di Surabaya, Minggu (25/12/2016)

Ia menyampaikan upaya kemitraan dengan lembaga perbankan dan peternak rakyat, koperasi- koperasi berbadan hukum  memungkinkan percepatan terjadinya alih pengalaman atau transformasi ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan juga untuk percepatan alih keterampilan dalam pengelolaan usaha peternakan secara profesional untuk para peternak kecil.

"Untuk itu saya barharap upaya ini dapat diikuti oleh perusahaan lain yang bergerak di bidang peternakan dan Kesehatan hewan. Karena ini adalah langkah kongkrit yang harus terus didorong dan ditumbuhkan dan dilakukan secara berkesinambungan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Ketut, pemasukan sapi indukan impor ini juga merupakan salah satu upaya pebisnis di tanah air yang merupakan bentuk perhatian pelaku usaha kepada petani ternak lokal.

"Kami berharap hal ini tidak hanya dilakukan para feedloter sapi potong, tetapi juga dilakukan oleh para Integrator IPS -  Sapi Perah kita," tuturnya.

Menurut Ketut, adanya kontribusi atau peran para Integrator IPS tersebut dapat ikut membangun desa binaan sapi perah. Di sisi lain dapat juga ikut membina petani peternak sapi perah di Indonesia sehingga para peternak bergairah.

"Tidak sampai di situ, tapi akan juga meningkatkan produksi yg dihasilkan oleh petani dan diserap dengan harga yang pantas," tambah Diarmita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya