Pertama di Dunia, Negara Ini Bangun Kota Terapung Rp 2 Triliun

Saat ini proses pengerjaan sedang dalam tahap studi kelayakan. Apabila berjalan sesuai rencana, pembangunan akan mulai dikerjakan di 2019

oleh Vina A Muliana diperbarui 28 Jan 2017, 21:01 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2017, 21:01 WIB
Kota terapung
Kota terapung

Liputan6.com, Paris - Keterbatasan lahan untuk tempat tinggal menjadi isu yang sering dihadapi oleh beberapa negara di dunia. Negara yang tidak memiliki luas daratan yang besar harus memikirkan cara baru agar bisa mengakomodasi kebutuhan warga negaranya.

Hal inilah yang dilakukan oleh pemerintah negara Polinesia Prancis. Demi bisa mengakomodasi wilayah tempat tinggal yang lebih besar dan mengantisipasi naiknya permukaan air laut, negara kepulauan ini menginisiasikan pembangunan kota terapung pertama di dunia.

Melansir Mirror.co.uk, Sabtu (28/1/2017), pemerintah negara Polinesia Prancis telah menandatangani kesepakatan dengan Seasteading Institute untuk proyek besar ini. Tak tanggung-tanggung, estimasi biaya yang diperlukan mencapai US$ 167 juta atau sekitar Rp 2 triliun.

Sebagai negara yang memiliki lebih dari 100 pulau kecil, Pemerintah Polinesia Prancis sangat antusias dengan proyek tersebut. Bagi mereka, kota terapung merupakan cara yang inovatif untuk menangani keterbatasan lahan di masa depan.

Saat ini proses pengerjaan sedang dalam tahap studi kelayakan. Apabila berjalan sesuai rencana, pengesahan undang-undang dapat dilakukan pada tahun 2018 dan pembangunan akan mulai dikerjakan di tahun 2019.

Direktur Utama Seasteading Institute Randolph Hencken mengatakan, proyek ini bukanlah sekedar pekerjaan infrastruktur. Ia menjelaskan bahwa kota terapung tersebut merupakan perwujudan dari sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.

"Apa yang kami lakuan adalah pilihan masyarakat. Kami akan mencoba sesuatu yang belum pernah dicoba sebelumnya. Saya yakin kota terapung ini bakal mendatangkan keuntungan ekonomi baik secara langsung maupun tidak." tuturnya.

Seasteading Institute menghabiskan waktu lebih dari lima tahun untuk merencanakan proyek tersebut. Tahap perencanaan termasuk membuat kerangka kerja untuk membangun tempat hunian mengapung di tengah laut yang nyaman dan aman.

Rencananya, kota tersebut akan dibangun lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung. Satu kota nantinya terdiri dari beberapa bagian yang terbagi atas beberapa fasilitas, seperti pertanian, kesehatan, pembangkit listrik, dan lain-lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya