Top 3: Arab Saudi Akuisisi Kilang Minyak Terbesar di AS

Simak rangkuman 3 berita paling dicari, salah satunya soal akuisisi kilang terbesar di Amerika Serikat (AS)

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Mei 2017, 18:15 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2017, 18:15 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta Proses penguasaan atau akuisisi satu perusahaan hal biasa dalam berbisnis. Seperti langkah yang diambil Arab Saudi yang mengakuisisi kilang minyak terbesar di Amerika Serikat (AS).

Saudi Aramco, perusahaan minyak raksasa milik kerajaan Saudi mengambil alih 100 persen kontrol kilang minyak Port Arthur di Texas pada Senin 1 Mei 2017 usai menyelesaikan sebuah kesepakatan yang diumumkan pertama kalinya pada tahun lalu.

Artikel ini pun menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis. Simak rangkuman 3 berita paling dicari, salah satunya soal akuisisi kilang terbesar di Amerika Serikat (AS), Rabu (3/5/2017):


1. Arab Saudi Akuisisi Kilang Minyak Terbesar di AS

Kilang minyak terbesar Amerika Serikat sekarang sepenuhnya dimiliki oleh Arab Saudi. Adalah Saudi Aramco, perusahaan minyak raksasa milik kerajaan Saudi mengambil alih 100 persen kontrol kilang minyak Port Arthur di Texas pada Senin 1 Mei 2017 usai menyelesaikan sebuah kesepakatan yang diumumkan pertama kalinya pada tahun lalu.

Port Arthur dianggap sebagai mahk​ota permata sistem kilang minyak di AS. Fasilitas Teluk Pantai itu dapat memproses hingga 600.000 barel minyak per hari yang menjadikannya kilang terbesar di Amerika Utara.

Saudi Aramco sebelumnya memiliki 50 persen saham di ​Port Arthur melalui perusahaan patungan dengan Royal Dutch Shell (RDSA) yang bernama Motiva Enterprises.

Berita selengkapnya

2. Buruh Keluhkan Kenaikan Tarif Listrik 900 VA

Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengkritisi kebijakan kenaikan tarif listrik golongan 900 VA per 1 Mei 2017 untuk rumah tangga mampu. Buruh menilai tarif listrik naik ketika harga-harga sumber energi, seperti harga minyak, batu bara, gas, dan energi terbarukan mengalami penurunan.

"Apalagi pendapatan masyarakat tidak naik, bahkan daya beli buruh cenderung turun akibat adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015," kata‎ Presiden KSPI, Said Iqbal dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Said mengeluhkan, banyak sekali hak rakyat yang dipreteli. Penyampaian aspirasi yang dipersempit, kebijakan upah murah, jaminan kesehatan bermasalah, dan pencabutan subsidi. Kebijakan kenaikan tarif listrik ibarat adalah kado pahit Hari Buruh yang diberikan kepada buruh.

"Selain ruang demokrasi yang dipersempit karena buruh tidak boleh aksi Hari Buruh di Istana, harga-harga kebutuhan terus melambung tinggi. Ini menjadi semacam kado pahit bagi buruh dan rakyat," ucap dia.

Berita selengkapnya

3. Reksa Dana atau Emas, Mana yang Lebih Baik buat Investor Pemula?

Mungkin Anda sudah sering mendengar bahwa satu-satunya cara melawan inflasi atau penurunan nilai uang adalah dengan berinvestasi. Investasi berarti Anda menempatkan dana di sebuah instrumen yang berpeluang tumbuh melampaui laju inflasi.

Misalnya, investasi di produk investasi keuangan seperti saham, reksa dana, obligasi, atau emas logam mulia. Selain itu, Anda juga dapat berinvestasi di sektor riil, seperti menjadi pemegang saham sebuah usaha minimarket dan lain sebagainya.

Nah, bila saat ini Anda terbilang newbie atau pemula yang ingin mulai berinvestasi, mungkin kerap galau memilih, produk investasi apa yang tepat untuk menjadi wahana membiakkan uang?

Banyak pakar investasi atau konsultan keuangan yang merekomendasikan reksa dana atau emas sebagai wahana investasi yang tepat bagi investor pemula.

Berita selengkapnya

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya