Bangun Properti di Bali, BUMN Pariwisata Gandeng Mitra Strategis

Proyek CREA The Nusa Dua Resort Office dengan nilai investasi sekitar Rp 500 miliar menggabungkan creativity industry dan resort office.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 20 Mei 2017, 13:48 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2017, 13:48 WIB
 Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menjalin kemitraan strategis dengan developer terkemuka, PT Agung Panorama Propertindo.
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menjalin kemitraan strategis dengan developer terkemuka, PT Agung Panorama Propertindo.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menjalin kemitraan strategis dengan developer terkemuka, PT Agung Panorama Propertindo. Kedua perusahaan berencana mengembangkan proyek properti berupa pembangunan gedung perkantoran di kawasan paling prestisius Pulau Dewata, yakni Nusa Dua.

Proyek CREA The Nusa Dua Resort Office dengan nilai investasi sekitar Rp 500 miliar itu menggabungkan creativity industry dan resort office pertama dan satu-satunya di Indonesia. Seperti diketahui Nusa Dua merupakan kawasan prestisius di Bali yang menjadi tujuan utama pariwisata serta berbagai kegiatan nasional dan internasional.

“Sebagai pusat konferensi kelas dunia, Nusa Dua telah dilengkapi dengan sarana, prasarana dan akomodasi yang memadai. Akan tetapi belum ada gedung perkantoran di sana, dan kehadiran CREA merupakan pelengkap dari 7 pilar yang menjadi kekuatan dari kawasan The Nusa Dua yang dulunya terkenal dengan kawasan BTDC,” kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer yang ditulis Liputan6.com, Sabtu (20/5/2017).

Rencana kerja sama dengan Agung Panorama Propertindo telah berlangsung sejak lama, bahkan ketika ITDC masih berstatus Bali Tourism Development Corporation atau BTDC. Dipilihnya Agung Panorama dalam kerjasama ini tidak lain karena memiliki pengalaman dan track record sebagai developer yang selalu menampilkan produk ikonik dan Inovatif.

“Sebagai kawasan yang menjadi pusat perhatian internasional, kami tentu ingin menyajikan produk yang terbaik, dengan harapan semakin banyak kegiatan berskala dunia digelar di Nusa Dua. Dampak positifnya tentu akan kita rasakan bersama,” ungkap Abdulbar.

Dia meyakini keberadaan perkantoran yang representatif, inovatif dan mencerminkan budaya lokal, akan mampu menarik minat masyarakat internasional bukan hanya untuk menggelar kegiatan di Nusa Dua bahkan ikut berinvestasi dalam menciptakan bisnis-bisnis baru di masa mendatang. Abdulbar berharap gedung ini sudah siap sebelum pelaksanaan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang akan dihadiri para pemimpin dunia pada tahun depan.

ITDC merupakan perusahaan yang mengelola kawasan wisata Bali dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat. ITDC dikembangkan menjadi holding pengembangan kawasan wisata di berbagai daerah.

CEO Agung Panorama Propertindo Usman Effendy menjelaskan, perusahaannya merupakan salah satu pionir dalam mengembangkan berbagai kawasan di Jakarta.

Sejumlah proyek prestisius telah dibangun, seperti Spring Hill Golf Residences, Springhill Golf Mansion, Springhill Golf Terrace, Royale Springhill Apartment, The Boutique Apartment and Office Park, kawasan perumahan mewah Kedoya Garden Jakarta Barat, Wesling Condominium, dan berbagai proyek lainnya.

Dengan konsep yang iconic pada setiap proyek yang dibangun, dia optimis produknya terserap pasar.

“Di Indonesia, berbagai start-up tumbuh pesat seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kreatif. Sementara fasilitas perkantoran yang menunjang aktivitas mereka jumlahnya sangat sedikit,” kata dia.

Bali dipilih sebagai tempat pengembangan dikarenakan industri kreatif di daerah ini tumbuh pesat dan interaksi dengan dunia internasional sangat mudah dan cepat. Dengan demikian potensi industri kreatif dari Bali dapat dengan segera menjadi perhatian negara lain.

CREA The Nusa Dua Resort Office akan menyuguhkan fasilitas layaknya resort yang beroperasi selama 24 jam, sehingga menjadi solusi dalam menghadapi perbedaan zona area dan waktu. Ini sangat berarti bagi para bisnis kreatif yang bekerjasama dengan pasar internasional. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya