Liputan6.com, Jakarta Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menegaskan komitmen asosiasi perusahaan properti tertua dan paling berpengalaman itu dalam mendukung program-program strategis nasional termasuk di bidang pariwisata yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu dari lima sektor prioritas pembangunan nasional hingga 2019.
Bentuk dukungan REI tertuang dalam nota kesepahaman antara REI dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam pengembangan perumahan pendukung pariwisata dan pembangunan homestay di desa wisata.
Baca Juga
Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata dan Deputi bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman yang disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Advertisement
"Seperti halnya Program Sejuta Rumah(PSR), REI selalu siap berada di garis terdepan dalam mendukung percepatan program-program strategis nasional termasuk di sektor pariwisata ini. Kami siap berpartisipasi dan membantu, tentunya kalau itu sesuai dengan kompetensi REI, tegas Soelaeman yang akrab dipanggil Eman dalam siaran persnya Jumat (19/5/2017).
Penandatanganan MoU antar kedua belah pihak dilakukan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II 2017 Kemenpar yang khusus membahas Homestay Desa Wisata yang berlangsung dua hari dari 18-19 Mei 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Dalam kesempatan memberikan sambutan di hadapan ratusan kepala dinas pariwisata, bupati, walikota, dan pelaku usaha sektor pariwisata tersebut, Eman mengatakan, saat ini anggota REI di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 3.000 perusahaan properti yang bergerak di multiproduk termasuk yang mempunyai kompetensi di properti penunjang pariwisata seperti hotel, resort maupun sarana rekreasi (theme park) di berbagai lokasi.
REI, tambah Eman, selalu menempatkan diri sebagai agent of development. Organisasi yang tahun ini sudah menginjak usia 45 tahun tersebut selalu berada di barisan terdepan untuk berkreasi membangun bangsa. Sebagai contoh REI sudah melihat langsung KEK Mandalika di Lombok, NTB, dan sedang mematangkan aksi untuk mendorong percepatan pengembangan di kawasan tersebut.
Pengembang Daerah
Di dalam nota kesepahaman disebutkan REI akan dilibatkan dalam pengembangan fasilitas pendukung akomodasi pariwisata berupa perumahan untuk pekerja pariwisata, guest house, resort, bangunan komersial, serta sarana pendukung lainnya.
Sementara homestay desa wisata adalah jenis akomodasi rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan untuk disewakan kepada wisatawan.
Khusus untuk pembangunan homestay di desa wisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas tadi sudah disampaikan beberapa skema yang mungkin bisa dilakukan, tetapi ini butuh elaborasi lebih rinci lagi misalnya bagaimana pola pembiayaannya, tanah, legalitas, pemasaran, promosi dan aspek-aspek lainnya, kata Eman.
Selain estimasi kebutuhan homestay di setiap destinasi, REI juga akan mendorong setiap DPD REI yang di daerahnya terdapat destinasi unggulan untuk melakukan survei dan pendataan mengenai kebutuhan homestay di daerahnya tersebut.
Demikian juga mengenai tanah-tanah yang akan dibangun, apakah berasal dari tanah pemerintah atau pengembang yang mencari, menurut Eman, masih membutuhkan pembicaraan lebih lanjut. Kalau bisa dibangun di atas lahan milik pemerintah daerah atau tanah desa, tentu akselerasi pembangunannya dapat lebih cepat.
Yang terpenting sebenarnya adalah data riil berapa kebutuhan homestay di setiap destinasi, jadi data ini REI masih menunggu. Kalau target Kemenpar kan sekitar 20 ribu homestay pada 2017, nah REI nanti bakal bangun berapa tentu kita akan bicarakan lagi, ujar alumnus Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Dia memastikan, kerjasama dengan Kemenpar ini akan melibatkan pengembang-pengembang anggota REI di daerah. Silahkan mereka akan masuk ke sektor perumahan, resort, hotel atau homestay. Tugas DPP REI, ungkap Eman, hanya menjamin kerjasama ini bisa berjalan dan menggairahkan aktivitas industri properti di seluruh daerah secara merata.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengungkapkan pihaknya ditargetkan untuk membangun 100 ribu homestay di 2.000 desa wisata di seluruh Indonesia hingga 2019. Sementara tahun ini akan dibangun sebanyak 20 ribu homestay yang melibatkan masyarakat, desa adat, lembaga desa, BUMN dan tentunya pihak swasta termasuk REI.
Â
Â