Di Tengah Krisis Teluk, AS Jual Pesawat Tempur F15 ke Qatar

Penjualan puluhan pesawat jet tempur F-15 ini menyoroti posisi kompleks yang dimiliki pemerintahan Presiden Donald Trump.

oleh Vina A Muliana diperbarui 15 Jun 2017, 19:47 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2017, 19:47 WIB
Jet tempur F-15 buatan Amerika Serikat
Jet tempur F-15 buatan Amerika Serikat (AP)

Liputan6.com, New York - Di tengah krisis diplomatik yang sedang dihadapi Qatar, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan keputusan yang mencengangkan. Negara Adidaya ini baru saja mengkonfirmasi penjualan 36 pesawat jet F15 pada Qatar.

Seperti dilansir CNN, Kamis (15/6/2017),  penjualan itu terungkap dari keterangan Menteri Pertahanan Qatar Khalid Al-Attiyah usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis, di Washington DC, Amerika Serikat. Keterangan dari Pentagon mengungkap, kedua menteri telah menanda tangani perjanjian senilai US$ 12 miliar.

"Penjualan senilai US$ 12 miliar ini akan memberi Qatar kesempatan untuk meningkatkan kerjasama keamanan dan kerja sama timbal balik antara Amerika Serikat dan Qatar," kata pernyataan dari Departemen Pertahanan Amerika.

Menteri Pertahanan Qatar Al-Attiyah mengatakan, kesepakatan ini akan mampu menciptakan 60 ribu pekerjaan di 42 negara bagian Amerika Serikat. Selain itu, alat pertahanan militer ini juga bisa mendorong stabilitas di timur tengah.

"Pembelian F15 juga makin mendekatkan pada strategi kolaborasi dalam upaya kami melawan kekerasan oleh ekstrimis dan mempromosikan stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah dan lebih luas lagi," ungkapnya.

Penjualan puluhan pesawat jet tempur F-15 ini menyoroti posisi kompleks yang dimiliki pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah Trump dipaksa untuk menyeimbangkan fokusnya dalam memerangi terorisme dan mengatasi persaingan regional di antara sekutu Amerika Serikat.

Pengamat situasi Timur Tengah dari Universitas Georgetown mengungkap, keputusan yang dilakukan dua belah negara justru akan mengisyaratkan kebingungan. Hal ini dinilai tidak sepatutnya terjadi di tengah konflik yang sedang memanas.

”Ini membingungkan, dan hal terburuk yang ingin Anda lakukan dalam situasi yang panas dan rumit seperti ini adalah dengan memberikan pesan yang beragam,” tuturnya.

Penjualan 72 unit pesawat jet F-15 ini ternyata telah disetujui sejak kongres pada tahun lalu semasa pemerintahan Obama. Kesepakatan penjualan ini baru dituntaskan pada Rabu kemarin.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya